Tekanan Yang Terdapat Pada Pembuluh Darah Memiliki Prinsip Kerja Seperti

KlikBelajar.com – Tekanan Yang Terdapat Pada Pembuluh Darah Memiliki Prinsip Kerja Seperti

Pengukuran tekanan darah menggunakan
digital sphygmomanometer
mulai populer karena dianggap lebih praktis. Namun, banyak klinisi yang meragukan akurasi dari alat ini.

Tekanan darah adalah salah satu komponen tanda vital. Hasil pengukuran tekanan darah mempengaruhi keputusan terkait manajemen dan tindakan medis. [1] Alat yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan darah antara lain manometer raksa (manometer mercury),
aneroid sphygmomanometer, dan
digital sphygmomanometer. [4]

Digital sphygmomanometer
saat ini merupakan alat yang sering digunakan di berbagai sentra kesehatan karena dianggap lebih mudah digunakan dan tidak membutuhkan keahlian khusus dalam aplikasinya. [1,4,6] Digital sphygmomanometer
juga dapat digunakan sebagai alat pengontrol tekanan darah di rumah oleh masyarakat awam, misalnya pada mereka yang memiliki hipertensi, gagal jantung, atau riwayat sindrom koroner akut. [5]

Prinsip Kerja Digital Sphygmomanometer

Digital sphygmomanometer
memiliki pompa udara yang digerakkan oleh
microprocessor.
Microprocessor
akan memompa udara secara otomatis ke dalam manset sekitar 20 mmHg di atas tekanan sistolik rata-rata (sekitar 120 mmHg). Setelah
microprocessor
menangkap tekanan telah cukup, secara otomatis
knob
pada tensimeter akan mengendur dan tekanan udara di dalam manset akan turun secara perlahan.

Saat proses pengempesan tersebut berlangsung, akan muncul gelombang osilometrik yang akan direkam oleh alat. Gelombang osilometrik inilah yang dikonversi secara otomatis oleh alat sebagai tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, tekanan nadi, serta
mean arterial pressure
(MAP). Titik di mana gelombang osilometrik muncul pertama kali akan terbaca sebagai tekanan darah sistolik, sedangkan titik di mana gelombang osilometrik mulai menghilang akan terbaca sebagai tekanan darah diastolik. [3]

Cara Penggunaan Digital Sphygmomanometer

Metode pengukuran yang tepat dan sesuai prosedur merupakan kunci untuk memperoleh hasil pengukuran seakurat mungkin. Berikut merupakan langkah-langkah yang dapat diterapkan apabila seseorang akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan
digital sphygmomanometer
:

  1. Usahakan pasien dalam keadaan tenang dan istirahatkan pasien dari seluruh aktivitas selama kurang lebih 15 menit sebelum dilakukan pengukuran
  2. Gunakan
    digital sphygmomanometer
    yang telah teruji validitasnya
  3. Posisikan pasien dalam kondisi berbaring atau duduk dengan posisi kaki tidak menyilang dan kedua telapak kaki menapak pada lantai
  4. Komunikasikan pada pasien untuk menyingsingkan pakaian yang menutupi lengan kanan hingga sekitar 2 cm di atas garis siku. Pastikan lengan pasien tidak terjerat oleh lengan pakaian yang telah disingsingkan sebelumnya
  5. Pasangkan manset pada lengan secara perlahan dengan memperhatikan posisi selang, yakni sejajar dengan jari tengah lengan kanan
  6. Setelah manset menempati posisi yang benar, rekatkan manset dengan tekanan sedang (tidak terlalu longgar dan juga tidak terlalu erat)
  7. Posisikan alat pengukur tekanan darah sebisa mungkin sejajar dengan dada kiri (posisi jantung)
  8. Instruksikan pasien untuk tetap tenang selama pemeriksaan dan anjurkan pasien untuk tidak berbicara selama proses pengukuran tekanan darah. Pastikan lengan pasien telah diposisikan dengan benar dan telapak tangan pasien dalam keadaan terbuka secara rileks (tidak menggenggam). Pastikan pula selang yang terdapat pada alat pengukur tekanan darah dalam keadaan lurus, bebas dari tekanan maupun lekukan
  9. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat pengukur tekanan darah
  10. Biarkan alat pengukur tekanan darah melakukan proses pengukuran tekanan darah hingga seluruh parameter yang ingin diukur (tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik,
    mean arterial pressure, dan nadi) terbaca pada monitor
  11. Lakukan pengukuran dengan langkah-langkah tersebut sebanyak 2 kali, dengan memberikan jeda antar pengukuran selama 2-5 menit dan pastikan lengan pasien terbebas dari manset saat jeda
  12. Pastikan pasien tetap rileks hingga proses pengukuran berikutnya
  13. Bila didapati selisih antar pengukuran melebihi 10 mmHg, maka lakukan pengukuran ketiga dengan memberikan jeda 10 menit terhitung sejak selesainya proses pengukuran tekanan darah yang kedua
  14. Catat hasil pengukuran dengan merata-rata nilai yang diperoleh dari seluruh pengukuran [1,3]
Baca :   Sinar Radioaktif Yang Tidak Dapat Dibelokkan Oleh Medan Magnet Adalah

Tingkat Akurasi Digital Sphygmomanometer

Dewasa ini, akurasi hasil pengukuran tekanan darah menggunakan
digital sphygmomanometer
memang masih menjadi kontroversi, terutama dibandingkan dengan
mercury sphygmomanometer.
Mercury sphygmomanometer
masih menjadi baku emas alat pengukur tekanan darah, namun alat ini juga memiliki beberapa kekurangan seperti penggunaan merkuri yang tidak ramah lingkungan dan penggunaannya yang memerlukan
skill
khusus. [5,6] Sementara itu, penggunaan
digital sphygmomanometer
dipandang lebih ramah lingkungan dan mudah digunakan semua kalangan tak terkecuali masyarakat awam. [6]

Pada awal penemuannya, pengukuran tekanan darah dengan
digital sphygmomanometer
memang memiliki tingkat akurasi yang rendah. Namun seiring berjalannya waktu, akurasi dari
digital sphygmomanometer
terus ditingkatkan melalui serangkaian uji validitas dan reliabilitas sesuai protokol uji standard internasional seperti AAMI (Association for the Advancement of Medical Institution) dan BHS (British Health Society). [5]

Sebuah studi pada tahun 2016 membandingkan hasil pengukuran tekanan darah menggunakan
aneroid sphygmomanometer
dan
digital sphygmomanometer
dengan hasil yang diperoleh dari pengukuran menggunakan
mercury sphygmomanometer. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa tingkat sensitivitas dan spesifisitas
digital sphygmomanometer
memang lebih rendah dibandingkan
aneroid sphygmomanometer,  yakni sekitar 86,7% dan 98,7% untuk
aneroid sphygmomanometer, serta sekitar 80% dan 67,7% untuk
digital sphygmomanometer. [6]

Studi lain di tahun 2018 membandingkan antara 2 alat pengukur tekanan darah digital dengan
brand
yang berbeda untuk mengetahui apakah alat pengukur tekanan darah yang berbasis digital ini memiliki akurasi yang sepadan dengan hasil pengukuran tekanan darah menggunakan
mercury sphygmomanometer. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa salah satu alat yang diteliti memberikan hasil yang mirip dengan hasil pengukuran yang dihasilkan oleh
mercury sphygmomanometer
namun tidak untuk alat yang lain. [2] Oleh sebab itu pemilihan alat digital yang digunakan dalam pengukuran tekanan darah juga perlu mendapat perhatian khusus.

Baca :   Apa Yang Dimaksud Dengan Suhu Dan Kalor

Walaupun beberapa penelitian mengatakan akurasi hasil pengukuran tekanan darah dengan
digital sphygmomanometer
tidak setinggi
mercury sphygmomanometer,
penelitian lain mengemukakan hasil pengukuran tekanan darah yang nilainya tidak jauh berbeda antara yang diperoleh dari
digital sphygmomanometer
dan
mercury sphygmomanometer. [4]

Pada akhirnya, pemilihan alat pengukur tekanan darah memang memerlukan pertimbangan dari segala sisi, mulai dari tujuan penggunaan sampai dengan kemampuan pengguna. Hasil studi memang menunjukkan bahwa
digital sphygmomanometer
memiliki akurasi yang lebih rendah dibandingkan
mercury sphygmomanometer,
namun pada kondisi di mana tujuan pengukuran tekanan darah adalah untuk memantau kondisi tekanan darah di rumah atau pada kondisi di mana pengguna tidak memiliki keahlian khusus, alat ini tentu dapat dipertimbangkan. Perlu pula diingat bahwa pengukuran tekanan darah dengan alat noninvasif apapun memerlukan pengukuran multipel agar mendapat hasil yang terbaik dan paling akurat.

Kesimpulan

Penggunaan
digital sphygmomanometer
untuk mengukur tekanan darah masih menuai pro dan kontra. Studi yang ada memang menunjukkan bahwa
digital sphygmomanometer
memiliki akurasi yang sedikit lebih rendah dibandingkan
mercury sphygmomanometer
dan
aneroid sphygmomanometer. Namun,
digital sphygmomanometer
memiliki kelebihan yaitu lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung merkuri dan lebih mudah digunakan, termasuk oleh orang awam. Oleh karenanya, penggunaannya bisa dipertimbangkan pada kondisi di mana pengguna tidak memiliki keahlian khusus, misalnya untuk pemantauan tekanan darah mandiri pada pasien dengan hipertensi.

Tekanan Yang Terdapat Pada Pembuluh Darah Memiliki Prinsip Kerja Seperti

Sumber: https://www.alomedika.com/serba-serbi-pengukuran-tekanan-darah-dengan-digital-sphygmomanometer

Check Also

Contoh Soal Perkalian Vektor

Contoh Soal Perkalian Vektor. Web log Koma – Setelah mempelajari beberapa operasi hitung pada vektor …