Tegangan Tali Pada Katrol.
Pengertian Gaya.
Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan suatu benda menjadi dapat bergerak. Gaya merupakan dorongan atau tarikan yang akan mempercepat atau memperlambat gerak suatu benda.
Gaya memiliki nilai dan arah, oleh karenanya gaya adalah besaran yang mengikuti aturan- aturan penjumlahan vector.
Dalam satuan Sistem Internasional (SI), percepatan gravitasi dinyatakan dalam m/s2. Percepatan gravitasi di suatu tempat pada permukaan bumi sebesar
g
= 9,80 m/southward2.
Satuan Percepatan Gravitasi
dapat dinyatakan dalam Due north/kg, di mana
grand
= ix,80 thou/stwo, atau g = 9,fourscore N/kg. Hal ini berarti, sebuah benda yang massanya 1 kg di permukaan bumi memiliki berat sebesar:
w
= 1 kg × 9,eighty m/south2
= nine,80 N
Gaya Berat
Gaya berat adalah gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda yang memiliki massa m. Arah gaya berat selalu mengarah ke pusat bumi.

Gaya berat yang bekerja pada suatu benda dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:
w = m.thou
dengan kerterangan
w = gaya berat, N
m = massa benda, kg
g =percepatan gravitasi, yard/stwo
Jadi, gaya berat (w) yang dialami suatu benda nilainya sama dengan perkalian antara massa (g) benda tersebut dengan percepatan gravitasi (g) di tempat itu.
Contoh Soal Ujian Perhitungan Rumus Gaya Berat
Jika percapatan gravitasi di kota Bandung adalah x m/stwo, maka berapakah berat benda yang bermassa 10 kg di Bandung…
Penyelesaian
Diketahui
thousand = 10 kg
g = 10 yard/s2
Jawab
w = m.g
w = 10 ten x
w = 100 N
jadi berat benda tersebut di kota Bandung adalah 100 Newton.
Gaya Normal.
resultan gaya pada sebuah benda yang tetap diam adalah nol. Sehingga pasti ada gaya lain pada benda tersebut untuk mengimbangi gaya gravitasi.

Untuk sebuah benda yang diam di atas sebuah bidang datar, maka bidang tersebut akan memberikan gaya yang arahnya ke atas. Gaya yang diberikan oleh bidang ini sering disebut dengan
gaya sentuh,
karena terjadi jika dua benda bersentuhan.
Ketika gaya sentuh
tegak lurus
terhadap permukaan bidang sentuh, gaya itu biasa disebut dengan
gaya
normal N
(“normal” berarti tegak lurus).
Gaya normal
(North) adalah gaya yang bekerja pada bidang yang bersentuhan antara dua permukaan benda, yang arahnya selalu tegak lurus dengan bidang sentuh.
Kedua gaya yang ditunjukkan pada Gambar, bekerja pada benda yang tetap dalam keadaan diam, sehingga jumlah vektor kedua gaya ini pastilah nol. Dengan demikian,
w
dan
North
harus memiliki besar yang sama dan berlawanan arah.
Untuk permukaan bidang yang datar, besarnya gaya normal sama dengan gaya berat, hal ini dikarenakan gaya normal dan gaya berat merupakan pasangan aksi reaksi.
Besarnya gaya normal yang bekerja pada suatu benda pada permukaan bidang datar dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan berikut
N – due west =0
N = w
N = m. g
Sedangkan, untuk permukaan bidang miring, besarnya gaya normal dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:
N – west cos α =0
N = due west cos α
Northward = m. thou cos α
Dengan keterangan
N = gaya normal, N
m = massa benda, kg
g = percepatan gravitasi, m/sii
α= kemiringan bidang permukaan
Contoh Soal Perhitungan Rumus Gaya Normal
Benda bermassa 5 kg terletak diam di atas sebuah bidang. Tentukanlah gaya normal yang bekerja pada benda jika bidang tersebut
- datar, dan
- membentuk sudut 30° terhadap bidang datar.
Penyelesaian
m = 10kg
g = 10m/s2
Jawab
Pada benda bekerja gaya berat
westward = mg = (five kg)(10 g/s2)
west = 50 Due north dan
Besar gaya normal,
North.
Karena benda diam, sesuai dengan Hukum Pertama Newton, maka resultan gayanya harus sama dengan nol maka
ΣF = 0
N – w = 0
N = west = 50 N.
Untuk mendapatkan besar gaya normal, maka uraikan berat
w
ke sumbu-y
(sumbu-y
berimpit dengan Due north).

Pada sumbu-y
benda diam maka
due westy
= w cos 30°
wy= (50)(1/2Ö 3 )
due westy
= 25 √three Northward. atau
due westy= 43,3 N
Pada sumbu-y benda posisi diam, maka
ΣFy=0
N – westwardy
= 0
Sehingga diperoleh
North – due westy
= 43,3 Northward
Gaya Gesekan
Gaya gesek
adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan benda yang saling bersentuhan. Arah gaya gesek berlawanan arah dengan kecenderungan arah gerak benda. Gaya gesekan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu gaya gesekan statis dan gaya gesekan kinetis.

Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis (fs) adalah gaya gesek yang bekerja pada benda selama benda tersebut masih diam. Dan Selama benda masih diam berarti resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah nol (hukum I Newton).
Jadi, selama benda masih diam gaya gesek statis selalu sama dengan yang bekerja pada benda tersebut. Besar gaya gesek statis mencapai nilai maksimum ketika benda tepat akan bergerak.
Secara matematis gaya gesekan dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut.
fs,maks
= thousouthward
.N
Keterangan:
N = Gaya normal, N
fdue south
=gaya gesekan statis maksimum (N)
grands
= koefisien gesekan statis
Gaya Gesek Kinetik
Gaya gesek kinetis (fk) adalah gaya gesek yang bekerja pada saat benda dalam keadaan bergerak. Gaya ini termasuk
gaya dissipatif, yaitu gaya dengan usaha yang dilakukan akan berubah menjadi kalor.
Perbandingan antara gaya gesekan kinetis dengan gaya normal disebut koefisien gaya gesekan kinetis (mchiliad). Secara matematis dapat di tulis sebagai berikut.
fk
= chiliadk
.N
Dengan Keterangan:
North = gaya normal, North
f1000
= gaya gesekan kinetis (N)
mk
= koefisien gesekan kinetis
Contoh Soal Rumus Perhitungan Gaya Gesekan
Sebuah balok bermassa twenty kg berada di atas lantai mendatar kasar. μs
= 0,6 dan μthousand
= 0,three. Kemudian balok ditarik gaya sebesar F mendatar. g = x m/stwo. Tentukan gaya gesek yang dirasakan balok dan percepatan balok jika: a. gaya tarik F = 100 Due north dan b. gaya tarik F = 140 N
Penyelesaian
m = xx kg
μs
= 0,6
μchiliad
= 0,3
g = 10 m/due south2
Gaya normal N memenuhi:
N = w = k.g = 200 North
Pengaruh gaya F dapat diketahui dengan menghitung dahulu gaya gesek pada balok
fs max.= μs
. N
fs max
.
= 0,six . 200 = 120 N
Jika balok ditarik degan gaya F = 100 N, maka
F < fs max
berarti keadaan balok masih tetap diam.
sesuai hukum I Newton dimana ΣF = 0 maka diperoleh:
fs
= F = 100 North dan percepatannya adalah
a = 0
Jika balok diberi gaya Tarik sebesar F = 140 North, maka
F > fs max
berarti balok bergerak.
Gaya geseknya adalah gaya gesek kinetik, yaitu sebesar:
fyard
= μk
Northward
fg
= 0,3 . 200 = threescore N
Percepatan balok dapat ditentukan dengan menggunakan hukum Two Newton yaitu sebagai berikut.
ΣF = m a
F − fk
= m . a
140 − 60 = twenty a
a = 4 m/stwo
Gerak Benda pada Bidang Datar
Pada gambar terlihat bahwa Sebuah benda berbentuk balok diletakan di atas bidang datar dengan permukaan yang licin. Balok kemudin diberi gaya sebesar F arah mendatar. Gaya ini menyebabkan balok bergerak lurus dengan percepatan a.

Gaya gaya yang bekerja pada sumbu-y adalah
∑Fy=N – due west
Benda tidak bergerak pada sumbu-y, maka
∑Fy=0 atau
∑Fy=N – w = 0 atau
N = w = grand.thou
Sedangkan gaya yang bekerja pada sumbu-x adalah
∑Fx=1000.a atau
F = thousand.a atau a=/F/thousand
Dengan keterangan
a = percepatan (thousand/south2)
F = gaya, N
thou = massa, kg
Contoh Soal Perhitungan Rumus Gerak Benda pada Bidang Datar
Pada permukaan bidang datar yang licin, artinya tidak ada gaya gesekan yang bekerja anatara benda dengan bidang. Sebuah benda bermassa 4 kg terletak di atas bidang tersebut. Benda diberi gaya mendatar sebesar 10 North. Hitunglah percepatan benda tersebut
Diketahui
m = 4 kg
F = 10 N
a=F/one thousand = 10/iv
a = 2,v one thousand/south2
Gerak Benda Pada Bidang Miring
Sebuah benda memiliki gaya beart due west = 1000.g diletakan di atas permukaan licin bidang miring yang membentuk sudut kemiringan a terhadap garis horizontal.

Gaya yang bekerja pada benda adalah gaya normal Due north yang memiliki arah tegak lurus terhadap bidang sentuh (bidang miring)
Sumbu-x sejajar dengan bidang miring dan sumbu-y tegak lurus pada bidang miring.
Komponen gaya berat pada sumbu-x
wx
= thou.thou sin α
Karena benda bergerak pada sumbu Ten (gaya yang menyebabkan benda bergerak adalah gaya yang sejajar dengan bidang miring), maka percepatan yang dialami oleh benda adalah sebagai berikut.
∑Fx
= m. a
m.g sin α = yard. a atau
a =1000 sin α
komponen gaya berat pada sumbu-y
wy= k.m cos α
Gaya yang bekerja pada sumbu-y adalah
∑Fy= N – wy
∑Fy= N –k.k cos α
Benda tidak bergerak pada sumbu-y, sehingga
∑Fy= 0
∑Fy= N –chiliad.g cos α =0
N = m.g cos α
Dengan Keterangan
N = gaya Normal N
g = massa benda, kg
α= sudut kemiringan
grand = percepatan graitasi g/sii
Contoh Soal Ujian Rumus Perhitungan Gerak Benda Pada Bidang Miring
Sebuah balok yang massanya 6 kg meluncur ke bawah pada sebuah papan licin yang dimiringkan 30° dari lantai.
Jika jarak lantai dengan balok 10 m dan besarnya gaya gravitasi ditempat itu 10 ms-2, maka tentukan percepatan dan waktu yang diperlukan balok untuk sampai di lantai!
Diketahui
m = 6 kg
s = 10 m
α= xxx°
g = 10 ms-2
Ditanyakan:
a = …?
t = …?
Jawab :
Gaya berat balok diuraikan pada sumbu-ten (bidang miring) dan Sumbu-y (garis tegak lurus bidang miring). Benda meluncur dengan gaya F = due west sin 30°.
Percepatan ditentukan dengan menggunakan hukum Two Newton
F = m × a
westward sin thirty° = m × a
one thousand × g sin 30° = m × a
6 × 10 × 0,5 = 6 a
a = xxx/half-dozen
a= v ms-2
Jadi, balok tersebut meluncur ke bawah dengan percepatan five ms-2.
Waktu
t yang dibutuhkan sampai ke lantai menggunakan persamaan pada GLBB
St= five0.t + ½ a.t2
Karena five
= 0, maka
St= ½ a.t2
tii
= (2x Southt)/a
t2
= (ii x10)/5
t = two detik
Jadi, waktu yang diperlukan balok untuk sampai ke lantai adalah ii detik.
Gerak Benda Orang Pada Tali Katrol dan Elevator
Dua buah benda balok A dan B dihubungkan dengan seutas tali melalui sebuah katrol yang licin dan massa katrol diabaikan. Apabila massa benda A lebih besar dari massa benda B (thouA
> chiliadB), maka benda A akan bergerak turun dan B akan bergerak naik.
Karena massa katrol dan gesekan pada katrol diabaikan, maka selama sistem bergerak, besarnya tegangan pada kedua ujung tali adalah sama yaitu T. Selain itu, percepatan yang dialami oleh masing- masing benda adalah sama yaitu sebesar a.

Gaya -gaya yang searah dengan gerak benda diberi tanda positif (+), sedangkan Gaya -gaya yang berlawanan arah dengan gerak benda diberi tanda negatif (-).
Resultan gaya yang bekerja pada benda balok A adalah:
ΣFA
= mA
.a
due westA
– T = gA.a
Resultan gaya yang bekerja pada benda balok B adalah:
ΣFB
= mB.a
T – westwardB
= mB.a
Berdasarkan persamaan Hukum 2 Newton dapat dinyatakan sebagai berikut:
ΣF = Σm.a
wA
– due westB
= mA.a + thouB.a
(mA
– mB)g =(mA
+ grandB)a
a = m (mA
– mB)/(mA
+ mB)
dengan keterangan
a = percepatan sistem (m/stwo)
mA
= massa benda A (kg)
mB
= massa benda B (kg)
1000 = percepatan gravitasi setempat (m/s2)
Menentukan Tegangan Tali Katrol
Besarnya tegangan tali katrol (T ) dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan rumus berikut:
T = mA
(grand – a) atau
T = 1000B
(a + g)
Contoh Soal Perhitungan Gaya Berat Benda Gerak Pada Elevator
Berat seseorang ketika diukur di atas lantai adalah 700N. kemudian orang tersebut turun menggunakan elevator yang bergerak ke bawah dengan perepatan 4 chiliad/s2. Jika percepatan gravitasi 10m/sii, berapakah berat orang di dalam elevator tersebut.

Penyelesaian
Diketahui
westward = 700N
a = 4m/s2
g = 10 thou/south2
Jawab.
w = m.m
w = 700 Due north maka
yard = 70 kg
Berat orang yang berada dalam elevator bergerak sama dengan gaya normal yang diterimannya. Lift dipercepat ke bawah sehingga berlaku:
ΣF = grand a
due west − N = m a
700 − Due north = 70 10 iv
N = 420 Northward
jadi berat orang dalam lift yang begerak kebawah adalah 420 Northward
Gerak Benda Kendaraan Mobil Pada Belokan Tikungan
Contoh Soal Rumus Gerak Benda pada Belokan Tikungan
Sebuah mobil bermassa 400 kg sedang melintasi belokan jalan yang melingkar dengan jari- jari 30 thousand. Jalan tersebut dirancang dengan kemiringan 37. Berapakah kecepatan maksimum yang diperbolehkan pada mobil itu?

Penyelesaian
Diketahui
thousand = 400 kg
w = m.chiliad = 4000 N
R = 30 thousand
α = 37O
Pada mobil yang bergerak melingkar harus memiliki gaya sentripetal sehingga dapat melintas dengan aman.
Gaya gaya pada mobil itu dapat dilihat pada
Gambar
Mobil tidak bergerak vertikal berarti berlaku hukum I Newton pada arah vertikal sehingga diperoleh nilai Northward:
ΣF = 0
N cos 37O
− due west = 0
Northward x 0,viii − 4000 = 0
N = 4000/0,viii= 5000 Due north
Sedangkan pada arah horisontal terdapat proyeksi Due north sin 37. Gaya inilah yang bertindak sebagai gaya sentripetal Fsouthward
sehingga berlaku:
Fs= N sin 37
(m.v2)/R = N sin 37
400 x v2/R = 5000x 0,half dozen
52=225
v =15m/s
- Hukum Pascal: Pengertian Rumus Penerapan Contoh Soal Perhitungan Gaya Piston Hidrolik eight
- Hukum Gauss: Pengertian Medan Listrik Rumus Fluks Garis Gaya Contoh Soal Perhitungan,
- Gaya Benda: Pengertian Gerak Bidang Datar Miring Tali Katrol Rumus Gaya Berat Normal Gesek Kinetik Contoh Soal Perhitungan 12
- Dinamika Gerak Melingkar: Pengertian, Periode Frekuensi, Kecepatan Percepatan Linear, Sudut Anguler, Gaya Centripetal, Contoh Soal Rumus Perhitungan,
- Momen Gaya dan Inersia: Pengertian Dinamika Gerak Rotasi Contoh Soal Rumus Perhitungan
- Reaksi Inti Nuklir: Pengertian Reaksi Fisi Fusi Termonuklir Rumus Contoh Soal Perhitungan 5
- GGL Induksi Diri Induktansi Silang: Pengertian Energi Kumparan Induktor Contoh Soal Rumus Perhitungan ix
- Induksi Medan Magnet, Pengertian Contoh Soal
- Proses Termodinamika: Pengertian Isobaric Isothermal Isokorik Adiabatic Contoh Soal Rumus Perhitungan x
- Listrik Dinamis: Hambatan Jenis, Hukum Ohm, Hukum I + II Kirchhoff, Rangkaian Listrik, Energi Daya Listrik,
- 1
- two
- 3
- 4
- 5
- 6
- vii
- >>
Daftar Pustaka:
- Sears, F.W – Zemarnsky, MW , 1963, “Fisika untuk Universitas”, Penerbit Bina Cipta, Bandung,
- Giancoli, Douglas C. 2000. Physics for Scientists & Engineers with Modern Physics, 3rd Edition. New Bailiwick of jersey, Prentice Hall.
- Halliday, David, Robert Resnick, Jearl Walker. 2001. Fundamentals of Physics, 6th Edition. New York, John Wiley & Sons.
- Tipler, Paul, 1998, “Fisika untuk Sains dan Teknik”, Jilid one,Pernerbit Erlangga, alih bahasa: Prasetyo dan Rahmad W. Adi, Dki jakarta.
- Tipler, Paul, 2001, “Fisika untuk Sains dan Teknik”, Jilid 2, Penerbit Erlangga, alih bahasa: Bambang Soegijono, Jakarta.
- Ganijanti Aby Sarojo, 2002, “Seri Fisika Dasar Mekanika”, Salemba Teknika, Jakarta.
- Giancoli, Douglas, 2001, “Fisika Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.
- Gaya Benda: Pengertian Gerak Bidang Datar Miring Tali Katrol Rumus Gaya Berat Normal Gesek Kinetik Contoh Soal Perhitungan
Tegangan Tali Pada Katrol
Source: https://ardra.biz/topik/menentukan-tegangan-tali-katrol/