Suatu Perusahaan Memproduksi X Unit Barang Dengan Biaya 4×2-8x+24

Suatu Perusahaan Memproduksi X Unit Barang Dengan Biaya 4×2-8x+24

Cak bagi sahabat UKM yang baru memulai milik dalam bisnis ekspor, sudah yakinkah bahwa harga ekspor yang ditawarkan tepat? Apa bisa jadi harga yang ditawarkan lain bertelur mendapatkan sewa dengan importir? Maupun malar-malar harga yang ditawarkan mungkin membuat bisnis ekspor dirasa tidak semacam itu menguntungkan?

Itulah kok penting sekali bikin memahami perhitungan biaya dan harga ekspor secara efektif. Dengan runding dan pertimbangan yang matang, sahabat UKM tentu dapat sukses dalam ekspor.


Apa saja biaya-biaya yang dihitung internal ekspor?

Sebelumnya di artikel mengenai Incoterm (baca disini), sudah sempat dibahas bagaimana perbedaan ijab harga sreg masing-masing metode EXW, FOB, CFR, dan CIF. Disini kita akan membahas lebih dalam tentang komponen biaya apa hanya yang perlu diperhitungkan, sehingga penawaran harganya lebih tepat. Berikut biaya-biaya nan minimal terdepan dihitung dalam ekspor:

Biaya HPP (Harga Pokok Produksi)

Produk yang diekspor bisa diproduksi sendiri atau membeli pecah supplier. Jika sahabat UKM membeli produk dari supplier, maka biaya HPP dihitung berdasarkan biaya pembelian produk ditambah biaya pengapalan sampai ke gudang.

Lain halnya jika sahabat UKM memproduksi produk itu sendiri. HPP dihitung beralaskan biaya produksi ditambah biaya operasional pabrik. Silakan kita selidik dibawah ini dua komponen tersebut.

  • Biaya Produksi: Hitunglah kuantitas biaya berasal objek normal produksi, target suporter produksi, serta gaji pelaku yang digunakan buat memproduksi barang.
  • Biaya Operasional Pabrik: Hitunglah segala apa biaya yang terjadi di dalam pabrik nan memproduksi dagangan. Contohnya ialah listrik, minyak, tabun, oli mesin, biaya proteksi mesin & peralatan, dan juga termasuk biaya penyusutan mesin & peralatan.

Setelah diketahui total biaya produksi ditambah biaya operasional pabrik, hitunglah biaya dibagi jumlah barang produksi atau total berat barang produksi (biasanya dalam kg).

Biaya Pengemasan Produk

Biaya yang dihitung disini dimulai mulai sejak biaya sortasi/penyortiran komoditas, yang disebabkan karena komoditas pecah supplier atau produksi sendiri nan tidak seragam. Lalu dihitung biaya pembelian sampul, upah pengemasan, sampai ongkos printing kemasan. Jumlah dari semua aktivitas ini didapatkan biaya penyediaan.

Biaya Pembayaran Bank (Bank Charge)

Biaya ini terjadi seandainya memakai metode pembayaran ekspor dengan jasa bank. Metode nan sah digunakan privat transaksi ekspor adalah Horizon/T (Telegraphic Transfer), L/C (Letter of Credit), dan CAD (Cash Against Documents). Baca artikel Metode Pembayaran Ekspor bagi memahami sesudah-sudahnya.

Pembayaran menggunakan metode T/N, biasanya dikenakan charge USD 5-10 per transfer dari luar negeri. Sementara itu untuk L/C dan CAD, biasanya charge nan dikenakan berkisar USD 75-150 saban sekali proses pembayaran. Biaya ini dapat berbeda-beda tersangkut semenjak radiks negara, bank yang digunakan importir, dan bank yang digunakan eksportir di Indonesia.

Jika sahabat UKM memakai penawaran harga EXW, maka perhitungan biaya ekspor berhenti disini.

Biaya Transportasi dari Gudang ke Bandar (Trucking)

Intern bisnis ekspor, transportasi dari gudang ke pelabuhan menjadi rutin setiap transaksinya. Karena itulah, onderdil biaya ini perlu diperhitungkan dan dimonitor.

Biaya Forwarder

Ini dihitung jika sahabat UKM memakai jasa forwarder nan dapat mendukung pengurusan transportasi mulai sejak gudang setakat bom, pengurusan dokumen ekspor yang dibutuhkan, serta dalam pengkoordinasian pengiriman komoditas semenjak pelabuhan menjejak negara pamrih.

Biaya ini galibnya berkisar Rp 250,000 – Rp 1,000,000 bagi sekali service, berapa pun jumlah produk yang dikirim. Biaya tersebut belum termasuk biaya pengurusan inskripsi ekspor dan biaya transportasi (trucking) dari gudang ke pangkalan. Tapi kebanyakan forwarder juga menawarkan harga sudah tercantum semuanya (all in).

Baca :   42n 35m 7 50m 20n 9
Biaya Pengurusan Dokumen Ekspor

Biaya ini tergantung semenjak pertinggal apa hanya yang diurus bersendikan kebutuhan atau persyaratan di negara tujuan ekspor, baik itu yang bersifat terdahulu maupun suplemen. Baca artikel Mempersiapkan Dokumen Ekspor untuk memahaminya dengan baik.

Biaya surat-dokumen ekspor ini tidak signifikan kecuali sertifikat yang membutuhkan pengawasan di laboratorium. Contohnya, kerjakan pengurusan COA biasanya mengaras beberapa dupa ribu mata uang, tergantung analisis yang digunakan.

Biaya Terminal Handling Charge (THC)

Biaya ini dibayarkan ke kekuasaan dermaga (PT Pelindo) bakal penanganan dagangan di bom. Biasanya biaya THC cak bagi pengiriman dengan full container 20ft merupakan sekitar USD 95. Tapi biaya THC ini dihitung berdasarkan per kg barang kita. Misalkan, kerumahtanggaan satu container 20 ft boleh dimuat 10,000 kg dagangan kita, maka biaya THC nan dibebankan per kg adalah merupakan USD 0.0095/kg.

Biaya Bea Keluar

Bea Keluar adalah pungutan negara yang dikenakan terhadap beberapa kategori barang ekspor, terutama barang yang tidak diolah. Besarnya biaya ini umumnya berupa persentase terhadap total nilai invoice penjualan ekspor. Pembayaran Bea Keluar harus dilakukan sebelum alias paling lambat pada saat PEB (Permakluman Ekspor Dagangan) diajukan.

Beberapa barang yang tertimpa Bea keluar adalah:

  • Kulit: 15 – 25% nilai invoice
  • Kayu yang telah diolah (minimal menjadi tiang kaso): 2 – 5% nilai invoice
  • Nilai kakao: 0 – 15% poin invoice, kecuali kakao yang diolah (minimal fermentasi) adalah netral Bea Keluar
  • Kelapa Sawit (CPO) dan dagangan turunannya: 0 – USD 245/MT
  • Olahan mineral logam: 0 – 10% nilai invoice

Besarnya Bea Keluar ini tersidai berbunga pengolahan komoditas tersebut. Kaprikornus semakin diolah produknya, maka Bea Keluarnya akan semakin mungil.

Biaya Komisi Agen Penjualan (Broker)

Biaya ini dihitung saat pihak ketiga/kantor cabang/pialang, baik di dalam maupun luar negeri, mendukung mendapatkan lega hati atau sewa penjualan ekspor dengan importir. Besarnya poin komisi agen tersidai kesatuan hati sebelumnya, yang biasanya berkisar 2 – 5% dari total nilai penjualan ekspor.

Jika sahabat UKM memakai ijab harga FOB, maka ancangan biaya ekspor berhenti disini.

Biaya Pengiriman (Freight)

Ini merupakan biaya yang dikenakan dalam pengiriman komoditas ekspor mulai sejak pangkalan di Indonesia sebatas bandar di negara tujuan. Besaran biaya ini tergantung dari jauhnya negara intensi dan cara pengiriman barang.

Terdapat beberapa cara dalam pengiriman barang ekspor:

  • Courier: Dilakukan dengan berat produk ekspor di kisaran 1 kg. Biaya pengangkutan sekitar USD 50 – 100/kg dengan menggunakan DHL, UPS, Fedex, maupun TNT. Bahkan, ada yang makin murah dengan menggunakan EMS, yaitu sekeliling Rp 200,000 – 350,000/kg.
  • Air Cargo: Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 45 kg, dengan menggunakan kapal terbang. Biaya pengapalan menggunakan air cargo berkisar USD 0.7 – 18/kg.
  • Sea Cargo LCL (Less Container Load): Dilakukan dengan berat barang ekspor minimum 1 MT atau sreg beberapa tujuan minimum 0.5 MT, menggunakan kapal laut. Pengangkutan LCL berarti produk ekspornya enggak full satu container sehingga barangnya digabung bersama produk dari eksportir tak internal suatu container. Kebanyakan, biaya pengiriman LCL berkisar Rp 500 – 5,000 sendirisendiri kg.
  • Sea Cargo FCL (Full Container Load): DIlakukan dengan berat barang ekspor paling kecil 1 container., menggunakan kapal laut. Kaprikornus, pengiriman FCL artinya dagangan ekspornya tidak digabung dengan barang eksportir lainnya. Pengangkutan ini merupakan yang biayanya paling kecil murah. Contohnya ke Singapura hanya USD 80 masing-masing 1 container 20 ft. Terwalak beberapa pilihan container seperti 20 ft, 40 ft, atau 40 ft High Cube. Bikin barang ekspor yang memerlukan temperatur campah dapat juga menggunakan reefer container, dengan biaya yang lebih tinggi.

Jika sahabat UKM mengaryakan penawaran harga CFR, maka rekapitulasi biaya ekspor berhenti disini.

Biaya Asuransi

Asuransi yang dimaksud yakni meliputi asuransi pengapalan dan asuransi penyerahan. Namun, yang termasuk dalam incoterm CIF yaitu hanya asuransi pengapalan. Biaya premi asuransi ini lazimnya 0.1 – 0.5% dari total skor harga CFR.

Sekiranya sahabat UKM mempekerjakan ijab harga CFR, maka perincian biaya ekspor nangkring disini. Akan tetapi, galibnya transaksi ekspor yang dilakukan tidak memakai asuransi pengiriman. Sehingga, incoterm yang lebih banyak digunakan adalah CFR daripada CIF.

Baca :   Jenis Cacat Mata Yang Ditunjukkan Pada Gambar Adalah

Sampai tahap ini, sahabat UKM sudah dapat menghitung keuntungan kotor (gross income) semenjak jumlah biaya-biaya di atas. Namun, perlu juga untuk kita cak menjumlah biaya pergudangan, biaya operasi lainnya, serta biaya bunga dan pajak buat dapat menghitung keuntungan bersih (net income)

Biaya Pergudangan

Pakus adalah fasilitas terdepan kerumahtanggaan bisnis ekspor nan mesti dihitung biayanya. Seandainya sahabat UKM menyewa pakus, maka biaya dihitung dari biaya sewa pakus. Hanya, jika gudang dimiliki seorang, maka biaya dihitung berusul biaya penyusutan (depresiasi) per bulannya. Jangan pangling pula bikin menghitung biaya operasional dan pemeliharaan gudang.

Biaya Operasional Lainnya

Internal ekspor sekali lagi harus diperhitungkan biaya yang dikeluarkan secara rutin untuk operasional dinas, namun tak yang terkait dengan proses produksi di industri. Sebagian suku cadang biaya operasional adalah biaya sewa kantor, listrik, telepon, internet, gaji pegawai, tercatat di dalamnya ialah biaya promosi dan pemasaran serta biaya penyusutan.

Biaya Anakan dan Pajak

Sadar, sahabat UKM juga perlu kerjakan tetap memperhitungkan biaya anak uang seandainya sahabat UKM n kepunyaan pinjaman dari bank. Lalu, hitunglah biaya fiskal lainnya yang harus dibayarkan setiap tahunnya.

Dengan memperhitungkan semua komponen biaya di atas, kita boleh menjadwalkan secara tepat keuntungan cemar alias keuntungan bersih pecah harga jual ekspor kita.


Mari kita coba simulasi perincian biaya ekspor sampai menentukan harga

Contoh kasus: CV Semesta Nusantara (nama samaran) ialah eksportir keripik tempe berlokasi di Jakarta yang mendapatkan kontrak penjualan dengan importir di Jeddah (Saudi Arabia) bilang 200 dus (1 karton = 5 kg). Sehingga, jumlah berat barang ekspor adalah 1,000 kg.

Data biaya dan asumsi yang dibutuhkan:

  • Membeli keripik tempe dari penggubah di Bogor dengan harga Rp 10,000/kg dengan pengiriman percuma dari supplier.
  • Mengemas dengan plastik PE dan karton box dengan harga Rp 5,500/pcs. Isi per pcs kemasan yakni 5 kg keripik tempe.
  • Menggunakan jasa forwarder dengan harga all-in (termasuk trucking pecah pakus ke pelabuhan, THC, PEB, B/L, dan kepabeanan) sebesar Rp 2,000,000.
  • Dibutuhkan piagam ekspor SKA maupun COO dengan biaya pengurusan Rp 200,000.
  • Pembayaran menggunakan T/Cakrawala, dengan biaya bank sebesar USD 40.
  • Menggunakan pengiriman Sea-Cargo LCL. Biaya pengiriman yang dikenakan dari Jakarta ke Jeddah yakni sebesar USD 30 per 1 CBM (cubic meter). Asumsi 1 kg dagangan setolok dengan 0.0072 CBM.
  • Premi asuransi senilai 0.1% bersumber harga CFR.
  • Tidak cak semau Bea Keluar cak bagi produk ini.
  • Poin tukar nan dipakai adalah kurs beli USD 1 = Rp 14,000 dan kurs jual USD 1 = Rp 14,300

Hitunglah harga nan harus ditawarkan per kg untuk saban incoterm EXW, FOB, CFR, dan CIF. Objek keuntungan kotor yang ditargetkan yaitu Rp 1,000/kg.

Komponen

Nominal*

Publikasi

Harga Pokok Produksi

Rp 10,000/kg

Biaya Penyediaan Produk

Rp 1,100/kg

Rp 5,500 : 5 kg

Biaya Pembayaran Bank dengan Tepi langit/T

Rp 572/kg

(USD 40 : 1,000 kg) x Kurs Beli Rp 14,300

Harga Pokok Penjualan EXW

Rp 11, 672/kg

HPP + Penyediaan + Biaya Pembayaran bank

Keuntungan kotor yang ditargetkan

Rp 1,000/kg

Harga Penawaran EXW

Rp 12,672/kg =
USD 0.905/kg

Kurs jual Rp 14,000

Biaya Transportasi dari Gudang ke Pelabuhan

Dalam kasus ini, biaya ini sudah termasuk kedalam biaya jasa forwarder

Biaya Jasa Forwarder

Rp 2,000/kg

Rp 2,000,000 : 1,000 kg

Biaya Dokumen Ekspor SKA alias COO

Rp 200/kg

Rp 200,000 : 1,000 kg

Biaya THC

Internal kasus ini, biaya ini sudah termasuk kedalam biaya jasa forwarder

Bea Keluar

0%

Biaya Persen Agen Penjualan

Lain suka-suka agen terkebat disini

Harga Penawaran FOB

Rp 14,872/kg atau

USD 1.062/kg

Kurs jual Rp 14,000

Biaya Pengiriman Sea-Cargo LCL

USD 0.216/kg

0.0072 CBM x USD 30/CBM

Harga Penawaran CFR

USD 1.278/kg

Biaya Asuransi

USD 0.001278/kg

0.1% x USD 1.278/kg

Harga Ijab CIF

USD 1.279/kg

*Penggunaan koma dan noktah pada nominal harga harus ditulis dengan standar internasional

Dari hitungan di atas, jumlah nilai invoice bagi penjualan ekspor 200 dus (1,000 kg) ialah:

  • EXW Jakarta USD 905
  • FOB Jakarta USD 1,062
  • CFR Jeddah USD 1,278
  • CIF Jeddah uSD 1,280
Baca :   Garis Sejajar Pada Gambar Berikut Ditunjukkan Oleh

Bagaimana mempertimbangkan penetapan harga?

Nah, kita semua sudah reaktif dengan ancangan biaya dan harga ekspor. Harga yang ditawarkan ke pengasosiasi/importir ditentukan selepas menotal semua biaya dan menargetkan keuntungan. Belaka, pasti juga banyak nan bingung bagaimana menargetkan besarnya keuntungan tersebut dalam penawaran harga. Ada beberapa aspek utama yang harus dianalisa dan dipertimbangkan diantaranya berikut ini.

Poin Merek (value proposition)

Ini merupakan aspek terpenting dalam melakukan ekspor, termasuk intern menentukan harga. Semakin tangga skor keunggulan produk ekspor kita, maka bisa semakin hierarki harga jual dagangan yang kita tawarkan ke pengimpor. Persaingan ketat dalam menggandar ekspor mengharuskan produk kita memiliki keunggulan dan keunikan daripada pesaing (competitor) sehingga dapat mempengaruhi pembeli/pengimpor. Baca lagi mengenai nilai keunggulan dagangan ekspor disini

Segmen pasar

Selepas nama produk, aspek terpenting setelahnya adalah segmen pasar. Sahabat UKM harus kenali segmen pasar yang tepat untuk produk ekspor. Dengan mengetahui karakteristik segmen importir dan pemakai penutup produk ekspor kita, penentuan harga menjadi semakin tepat bagi mereka. Khususnya n domestik hal ini yang perlu dilihat adalah pendapatan. Kejadian penting disini untuk dilakukan adalah menargetkan segmen pasar se-spesifik mungkin. Ini bisa membuat pengguna tidak labil watak terhadap harga yang kita tawarkan, sehingga boleh lebih bebas dalam penetapan harga jual.

Tren Pasar

Mode pasar berwibawa pada besarnya demand bakal produk nan kita tawarkan. Jika tren sedang tinggi, kita akan dapat menawarkan harga jual lebih tinggi. Oleh karena itu, pilihlah negara tujuan ekspor yang mempunyai tren pasar panjang terhadap karakteristik produk kita. Atau, kita juga dapat memodifikasi produk ekspor kita buat dapat sesuai dengan pasar di negara intensi.

Harga di pasaran

Riset harga pasar adalah peristiwa yang mesti cak bagi dilakukan secara rutin n domestik bisnis ekspor.. Sahabat UKM harus meluluk secara jeli harga nan ditawarkan oleh pesaing (competitor) cak bagi produk serupa yang kita ekspor. Terserah bilang hal nan dapat kita untuk dengan melihat harga pesaing:

  • Penetapan harga di atas pesaing: Bisa dilakukan jika kita sudah berpengharapan dengan keunggulan produk kita. Serta tatap pula apakah demand produk lebih raksasa daripada supply produk di negara tujuan. Kondisi ekonominya pula sebaiknya sedang merecup.
  • Penetapan harga mengimak pesaing: Dapat dilakukan jika etiket produk kita dirasa seperti produk pesaing. Lihat juga apakah demand dan supply produk seimbang.
  • Penetapan harga dibawah pesaing: Dapat dilakukan takdirnya keunggulan produk kita enggak berada mengalahkan produk pesaing. Malar-malar jika demand barang lebih kecil daripada supply komoditas.
Kuantitas produk

Makin besar pembelian importir, pasti mereka akan meminta harga yang kian murah. Itu wajar terjadi kerumahtanggaan setiap membahu, bukan saja plong produk ekspor. Sahabat UKM musti melihat kapasitas dagangan nan boleh dialokasikan untuk ekspor. Jika jumlah produk kita tidak bisa berskala besar, janganlah berperan di harga murah. Maka bermula itu janganlah adu cepat dengan barang pesaing yang murah dengan jumlah produksi ki akbar. Misal UKM dengan terbatasnya kapasitas barang, targetkanlah importir kecil ataupun bersama-sama ke retailer, buat bisa menawarkan harga lebih tinggi dengan keunggulan produk nan dimiliki.

Tingkat risiko

Semakin besar risiko yang dimiliki importir pada kesatuan hati transaksi ekspor, khususnya pada pengiriman dan pembayaran, maka rata-rata harga diharapkan semakin murah. Inilah mengapa plong incoterm EXW dan FOB, importir kian menindihkan harga jual. Contoh lainnya, jika metode pembayaran menunggangi L/C, maka eksportir diharapkan menurunkan harga. Ini disebabkan risiko pembayaran dengan L/C merupakan yang minimum kerukunan untuk eksportir.

Nah itulah nan bisa kita periksa disini mengenai perhitungan biaya dan penetapan harga produk ekspor. Intinya, jangan sampai keuntungan yang didapatkan dari penjualan ekspor malah makin kecil daripada menjual di pasar domestik. Apalagi kalau bahkan rugi. Untuk itulah, penting untuk kita hitung secara rinci biaya-biaya dalam ekspor. Lalu, pertimbangkan beraneka ragam aspek intern menentukan harga.

Semoga dengan artikel ini, sahabat UKM mampu adu cepat makin langgeng di pasar persaingan ekspor.

Referensi

Mahyuddin & Hidayat (2019): Bisnis Ekspor itu Mudah.

Suatu Perusahaan Memproduksi X Unit Barang Dengan Biaya 4×2-8x+24

Sumber: https://asriportal.com/suatu-perusahaan-memproduksi-x-unit-barang-dengan-biaya-4×2-8×24/

Check Also

Contoh Soal Perkalian Vektor

Contoh Soal Perkalian Vektor. Web log Koma – Setelah mempelajari beberapa operasi hitung pada vektor …