BUDIDAYA Antah (Oryza sativa)
DISUSUN Makanya:
KETUA :
NIM :
MUHAMMAD SYAFRIADI
213 170 001
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN,PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE Peria
2014
Kata sambutan
Alhamdulillahirabbilalamin
puji
syukur Kita
panjatkan
kehadirat Sang pencipta SWT atas
hidayah
dan
pemberian-Nya sehingga Kami
boleh
memecahkan
Makalah Manajemen Agribisnis
ini.
Terimakasih
kepada dosen
Manajemen Agribisnis
karena
sudah
memasrahkan
kesempatan
kepada Kami untuk
membuat
Referat
adapun
Agribisnis Budidaya tanaman Padi (Oryza sativa)
sehingga Kami bisa
merumuskan
Makalah
ini. Serta tara-imbangan yang telah
kontributif
privat
pembuatan
Kertas kerja
ini
sehingga
dapat
dikerjakan.
Referat
ini
enggak lain berisi
akan halnya
Agribisnis Budidaya tanaman Padi (Oryza sativa)
.
Referat
ini
juga di untuk agar mahasiswa
lebih
memahami
akan halnya
mengelolah
mileu.
Kami menyadari
masih
banyak yang harus
disempurnakan
dalam
Referat
ini, untuk
itu
kami
menerima
semua saran dan
kritik yang berperangai
membangun
n domestik
penyempurnaan
Kertas kerja
ini.Semoga
Makalah
ini
boleh
bermanfaat
serta
memuluskan
dalam
mempelajari
materi
ini.
Parepare, 29 September 2014
Pencatat
DAFTAR ISI
SAMPUL……………………………………………………………………………….
i
Kata sambutan………………………………………………………………
ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..
iii
Pintu I PENDAHULUAN………………………………………………………….
1
A. Meres Birit…………………………………………………………….
1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………..
3
C. Tujuan…………………………………………………. ………………
3
D. Manfaat antah (Oryza sativa)………………………………………….
3
Bab II PEMBAHASAN……………………………………………………………
6
A. Subsistem Hulu Gabah (Oryza sativa)……………………………….
6
B. On Farm (Usaha bertanam) Padi (Oryza sativa)……………………….
8
C. Subsistem Ambang Padi (Oryza sativa)
……………………………….
23
D. Kelembagaan Pendukung Agribisnis Padi (Oryza sativa)
…
23
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………..
25
A. Deduksi………………………………………………………………..
25
B. Saran
………………………………………………………………………..
25
DAFTAR Referensi
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Padi (oryza sativa) adalah bahan baku pangan sentral yang vital untuk rakyat Indonesia. Menguburkan padi sawah telah mendarah daging bagi sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Belaka, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah tak luar juga dengan kegiatan menanam padi di sawah.
Pari merupakan pohon yang membutuhkan air cukup banyak bakal hidupnya. Memang pokok kayu ini tergolong semi aquatis yang seia ditanam di lokasi tergenang. Biasanya padi ditanam di sawah yang meluangkan kebutuhan air cukup buat pertumbuhannya. Lamun demikian, antah kembali dapat diusahakan di kapling kering atau kebun. Istilahnya adalah antah gogo. Cuma kebutuhan airnya harus terpenuhi.
Nasi adalah makanan siasat nan berasal berpunca antah dan mudah dinikmati maka itu siapapun, tidak tetapi nikmat, tetapi nasi mengandung berbagai zat rahim yang dipelukan oleh fisik kita, yaitu karbohidrat,protein, mak-nyus, serat kasar, bubuk, dan zat makanan. Sehingga dapat membuat tubuh alias bodi kita segar. Dan jika cak hendak kian nikmat pula, nasi bisa dicampur dengan lauk-pauk seperti lauk, daging, tempe, dan sayur- sayuran seperti bayam, wortel, dan enggak-lain.
Pari diduga mulai sejak dari India atau Indocina dan masuk ke Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi berasal daratan Asia sekitar 1500 SM. Produksi padi dunia menempati gosokan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Tetapi demikian, pari merupakan sendang fruktosa utama lakukan mayoritas penduduk dunia.
Asal-usul budidaya padi diperkirakan berusul dari daerah ngarai Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari leger Wai Yangtse. Gabah pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian bumi yang n kepunyaan cukup air dan guru udara patut hangat. Padi menaksir persil yang lembab dan becek. Sejumlah pakar menyahajakan, pari merupakan hasil evolusi terbit tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar sreg adanya tipe padi nan hidup di paya-pandau (bisa ditemukan di bilang tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan antah yang tingkatan akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan peledak (oksigen) ke bagian akar.
Puas tahun 1984 pemerintah Indonesia nikah meraih pujian dari PBB (FAO) karena berdampak meningkatkan produksi padi setakat dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar marcapada menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tak dapat dilanjutkan dan baru sekali lagi pulih sejak tahun 2007.
Untuk kebanyakan rakyat Indonesia “belum makan nasi berarti belum makan”enggak peduli apakah harga beras murah atau mahal nan utama persediaan beras kukuh terjamin. Beras memang berharga bagi sebagian besar bangsa di Asia, terutama Indonesia.
Bahkan di Srilangka, analisa politik selalu mencantumkan beras sebagai keseleo satu variabel penting yang mempengaruhi reputasi penguasa. Di Jepang lega akhir PD II, sesudah menyerah pada maskapai, rakyat hampir bukan mencapai terigu bantuan AS sampai terigu itu dimodifikasi menjadi mie ramen. Itupun tidak dapat mengoper nasi sebagai ki gua garba muslihat mereka.
Mengapa kita “tergila-gila”pada beras? jawabannya bisa beragam. Yang jelas asal mula tanaman padi yang menghasilkan beras itu memang dari Asia. Tepatnya di daerah utara Benggala, India. Cak semau juga yang mengatakan padi berasal dari Cina dan dibudidayakan mula-mula mungkin pada masa kekaisaran Shen Nung.
Antah dan tali pusar-saudaranya, merupakan gandum (Triricu sativum), jagung (Zeamays), sorghum (Andropogon sorghum) merupakan keluarga dalam famili graminaceae. Sebenarnya ada suatu pun saudaranya, yaitu alang-alang (Imperata cylindrica) nan dibiarkan jiwa liar lebih-lebih di basmi besar-besaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Agribisnis antah (Oryza sativa) ?
C.
Tujuan
1.
Moga mahasiswa dapat mengetahui segala itu gabah (Oryza sativa).
2.
Mudah-mudahan mahasiswa boleh mengetahui subsistem hulu padi (Oryza sativa)
3.
Semoga mahasiswa boleh mengetahui on farm padi (Oryza sativa).
4.
Agar mahasiswa bisa mengetahui subsistem mulut sungai padi (Oryza sativa).
D.
Manfaat padi (Oryza sativa)
Pasti semua orang sempat seperti apa gabah itu? Gabah merupakan pohon yang banyak ditanam oleh pekebun-petambak indonesia, khususnya sreg perian penghujan. Padi mempunyai nama ilmiah oriza sativa, mulai sejak familly Poaccae (Gramincae).
Selain misal makanan resep sebagianbesar penghuni indonesia, padi punya banyak manfaat tidak nan susah orang mengetahuinya, bahkan tidak mengetahuinya. Berusul semua bagian padi dapat menyerahkan manfaat-manfaat yang berarti bagi kesehatan. Antara lain:
1. Selaput biji (Gu ya) berkhasiat untuk mengatasi:
· lambung dan kambar lemah
· tidak nafsu makan
· gangguan pencernaan
· rasa mumbung di dada dan ki gua garba
· beri-beri
· tangan dan suku rasa kesernutan
· baal.
2. Tangkai biji kemaluan (merang) berkhasiat untuk menyelesaikan:
· Rambut kotor
· miskram
3. Angka (beras) berkhasiat bikin mengatasi:
· demam
· bocor
· gondongan
· rematik, kesleo
· radang tetek, radang selerang,
· bisul.
4. Akar tunggang (No tao ken) berkhasiat bakal mengatasi:
· keringat berlebiban
· berkeringat sambil
· beri-beri.
Bagaimana prinsip menggunakannya? Cara menggunakannya cukup mudah yaitu gendang-gendang biji (bekatul) sebanyak 10 – 15 g atau akar 15 – 20 g direbus, dahulu airnya diminum. Untuk penggunaan asing, beras digiling halus bersama bulan-bulanan lain, kerjakan pendayagunaan setempat. Merang dibakar, lalu tambahkan air. Campuran ini baik untuk mencuci rambut.
Buat penyembuhan penyakit-penyakit dengan kaidah:
Ø
Berak air
–
Segenggam beras merah disangrai sebatas kuning, lalu digiling lumat. Seduh dengan air panas spontan diaduk merata, sampai menjadi kuah kental. Ramuan yang disebut air kepurun ini dahulu ditambah sedikit garam. Pasca- anyep siap untuk diminum. Bagi 2 – 3 mungkin sehari.
Ø
Gondongan
–
Ambil sekepal nasi panas, urutkan pada bagian pipi yang bengkak.
Ø
Rematik
–
Sediakan beras abang 1 sendok, lempuyang sepanjang 1/2 jari tangan, dan cili rawit 3 buah. Semua bahan tersebut setelah dicuci tulus sangat ditumbuk sampai menjadi seperti bubur. Balurkan ke tempat yang sakit.
Ø
Ki menggarap bisul
–
Untuk bisul nan besar dan gigih dikompres dengan bubur nasi.
Ø
Beri-beri
–
Siapkan melukut beras abang sebanyak 3 sendok makan lalu seduh dengan 100 cc susu sapi sambil diaduk merata. Minum selagi pesam. Bikin 2 mana tahu sehari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Subsistem hulu antah (Oryza sativa)
1.
Kendaraan produksi
Sarana produksi dalam pertanian terdiri bermula alat-organ pertanian, pupuk dan racun hama, dimana perkakas-radas pertanian kerjakan mengelolah lahan dan tanaman digunakan instrumen-perlengkapan seperti cangkul, tengkuluk babat, arit dan traktor. Dengan sistem pengelolahan
lahan
dengan baik dan benar akan memperoleh hasil yang lebih bagus. Jamur juga dulu diperlukan juga bagi pertumbuhan pokok kayu karena akan membantu proses pertumbuhan tanaman, dengan pemberian pupuk sesuai dengan dosis yang di berikan akan menciptakan menjadikan tanaman lebih bakir kembali. Pestisida digunakan bakal memberantas hama dan ki aib, dengan menggunakan racun hama nan berlebihan maka akan membuat tanaman nyenyat dan wereng tananman menjadi resisten/tahan akan kekebalan tubuhnya
( Suratiyah K, 2008).
2.
Tenaga Kerja
Faktor produksi sida-sida merupakan faktor produksi yang penting dan perlu diperhatikan dalam proses produksi dalam besaran nan patut bukan hanya terlihat mulai sejak tersedianya pegawai, tetapi lagi kualitas dan macam tenaga kerja perlu diperhatikan. Selanjutnya dikatakan bahwa setiap produksi diperlukan tenaga kerja yang memadai, besaran tenaga kerja yang diperlukan teristiadat disesuaikan dengan kebutuhan sampai dengan tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal.
Privat usahatani, sebagian besar tenaga kerja berpangkal dari fungsionaris keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah seumpama kepala keluarga, isteri dan anak asuh-anak orang tani, karyawan yang dari dari keluarga penanam merupakan sumbangan anak bini puas produksi pertanian secara keseluruhan dan enggak koneksi dinilai dengan komisi.
Potensi fungsionaris batih orang tani ialah jumlah tenaga kerja potensial yang selalu terhidang taat lega suatu anak bini petambak yang dapat meliputi kiai, ibu, momongan dan keluarga tidak n domestik satu rumah tangga yang yakni batih petambak.Potensi personel dalam keluarga merupakan hal yang terdahulu karena dapat dijadikan dasar perkembangan dalam pemilikan alternatif usahatani.
3.
Teknologi
Teknologi yang digunakan intern budidaya pokok kayu padi habis beragam mulai sejak yang tradisional sampai yang berbudaya
mulai terbit alat nan dinamakan cangkul ——
à
. Sapi —–
à
dan sampai kemesin ( Traktor). Seiring berjalannya waktu perlengkapan dan mesin nan digunakan privat budidaya tanaman padi cerbak berkembang malah teknologi dapat menghemat tenaga. Kaprikornus tenaga kerja (manusia) banyak digunakan diproses pasca panen. Semakin majunya teknologi semakin berkembangnya produktivitas itu dikarenakan mulai pecah lahan, pemilihan bibit tambahan pula sampai panen menggunakan alat-alat nan usil.
Kita ambil teladan bermula negara Jepang yang menggunakan pengolahan kapling, penanaman, penuaian semuanya memperalat radas dan mesin pertanian dan nan lebih peranjat untuk pemberian serabut larutan dan pestisida Mereka menggunakan pesawat.
4.
Manajeman
Manajemen sangatlah diperlukan dalam budidaya tanaman padi karena tanpa manajemen kita tidak akan tahu kapan, bagaimana, segala apa, dimana yang harus dilakukan dalam budidaya, harus suka-suka nan namannya perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, pemotivasian dan pengendalian agar apa yang ingin kita capai dapat sesuia dengan kedahagaan.
Akan halnya nan paling penting n domestik semua operasi tani yaitu bagaiman pendirian bagi mengendaliakan masa, pelaku bertanam dituntut dapat memanajemenkn waktunya karena barang apa yang kita lakukan sekarang belum pasti akan terjadi dikedepannya( Masa mendatang).
5.
Modal
Memang privat semua propaganda pasti memerlukan Modal, tanpa modal usaha tidak akan berjalan seperti itu pun jika kita ingin membudidayakan tanaman gabah. Petak, pupuk, racun hama, pemeliharan semua menggunakan Uang.
Suka-suka beberapa cara untuk mendapatkan modal tersebut yakni :
a.
Modal pribadi(sendiri)
b.
Modal pinjaman, bisa didapatkan dari keluarga dan perbankan
c.
Modal instansi pemerintah, dimana semua kegiatan nan dilakukan dalam budidaya ditnggung oleh pemerintah dan akan dibagi jadinya pron bila penuaian.
6.
Lahan
Dimaksud kapling disini adalah media maupun tempat yang digunakan kerjakan memiara suatu komoditi. Kita bisa mengguanakan lahan sendiri untuk budidaya atau mengontrak lahan hamba allah untuk melakukan usaha berhuma.
B.
On Farm padi (Oryza sativa)
1.
Pembibitan
Suka-suka bilang tahapan untuk menanam padi ataupun budidaya padi, persiapan-langkanh tersebut perlu kita untuk bagi mendapat hasil yang maksimal. Sebelum
ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih lewat. Pesemaian itu harus disiapkan dan diolah dengan baik, maksudnya moga diperoleh konsentrat yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan privat pembuatan persemaian laksana berikut:
a.
Memilih Ajang Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan hendaknya diperoleh bibit yang baik.Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung kompos, dan gembur.
Persil itu harus kapling nan terbuka, enggak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar surya dapat masin lidah dan dipergunakan sepenuhnya.Dekat dengan mata air air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air bagi menyirami apabila persemaian itu mengalami kehilangan.
Apabila areal nan akan ditanami cukup luas mudahmudahan tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu gelanggang tetapi dibuat hambur. Hal itu buat menghemat biaya alias tenaga pengangkutannya.
b.
Mengamalkan Kapling Bakal Pesemaian
Kapling pesemaian harus mulai tergarap invalid lebih 50 tahun sebelum penanaman. Karena adanya dua keberagaman antah, yakni padi basah dan padi kering, maka persil pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian cengkar.
·
Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih petak sawah nan betul-betul subur. Suket-suket dan jerami yang masih primitif harus dibeersihkan kian dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanah menjadi klunak, rumpput-rumputan nan akan tumbuh
menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang boleh subversif bibit mmati pula.
Selanjutnya, apabila tanah sudah sepan kepala dingin lalau dibajak/digaru dua boleh jadi atau tanah menjadi subtil. Pada saat itu pula sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki halangan. Seumpama dimensi dsar luas pesemaian nan harus dibuat terbatas lebih 1/20 dari araeal sawa nan akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat merupakan 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji
yang dibutuhkan yaitu kurang kian 75 gram biji setiap 1 m², maupun sebanyak kurang lebih 40 kg.
·
Pesemaian Kering
Mandu pembuatan pesemaian gersang setara dengan pesemaian basah. Rumpu-rumput dan sisa-geladir jerami nan terserah harus dibersihkan lebih lagi dahulu. Kapling dibolak-balik
dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. sekali lagi mengaryakan cangkul yang terpenting kapling menjadi bergembut-gembut.Setelah tanaha menjadi lumat, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan umpama berikut :
Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, tahapan 500-600 cm.
Antara bedengan yang suatu dengan yang enggak diberi jarak 30 cm umpama selokan yang dapat digunakan bakal memudahkan : Penaburan biji, irigasi, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.
c.
Penaburan Ponten
Untuk memilih biji-angka yang kaya dan bukan, biji harus direndam n domestik air. Nilai-biji yang bernas akan tenggelam sedangkan nan biji-biji nan nihil akan terapung. Dan kredit-kredit yang terapaung bisa dibuang. Maksud perendaman selain memilih angka yang bernas, kredit juga hendaknya cepat berkecambah. Lama perendaman layak 24 jam, kemudian bijhi diambil bersumber rendaman adv amat di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam.
Apabila biji sudah berkecambah dengan janjang 1 mm, maka biji disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyerantaan ponten merata, enggak terlalu berdampingan dan bukan berlebih jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih nan bersemi mungil-kecil dan lemah, tetapi pendakyahan nan terlalu jarang rata-rata menyebabkan tumbuh jauhar tidak merata.raan
d.
Penjagaan Pesemaian
·
Irigasi
Puas pesemaian basah, begitu skor ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan hendaknya biji yang disebar enggak bergolong-golong sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar biji tak membusuk dan memperkerap pertumbuhaan.
Plong pesemaian cengkar, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan n domestik selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan berkesinambungan mendapatkan air dan benih akan tumbuh sonder mengalami kehilangan. Apabila semen sudah cukup raksasa, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Lega bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, mesti digenagi aiar. Apabila plong pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air belaka kalau memerlukan tetapi.
·
Pengobatan
Untuk menjaga peluang bidasan penyakit, pesemaian perlu disemprot dengan Racun serangga 2 bisa jadi, yaitu 10 perian setelah penaburan dan sesudah pesemaian berusia 17 hari.
2.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah untuk penanaman pari harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya boleh dilakukan dengan dua macam kaidah yaitu dengan cara tradisional dan pendirian modern.
·
Perebusan lahan sawah dengan mandu tradisional, yaitu penggarapan tanah sawa dengan alat-alat sederhana seperti mana penyadap, cangkul, luku dan tercocok yang semuaya dilakukan maka dari itu nusia atau dibantu ooleh binatang misalnya, mahesa dan sapi.
·
Pengolahan persil sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan kapling sawa yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan perkakas-perkakas perebusan kapling yang serba boleh kerja koteng.
a.
Pembilasan
Sebelum tanah sawa dicangkul harus dibersihkan lebih sangat dari jerami-jerami maupun suket-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu palagan atau dijadikan kompos. Mudah-mudahan jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang lampau penting bagi pertumbuhan pohon.
b.
Pencangkulan
Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air lebih-lebih dahulu sepatutnya tanah menjjadi lunak dan jukut-rumputnya cepat membusuk. Pencahanan pencangkulan ini dilanjutkan pun dengan restorasi pematang-limbung yang mencirit.
c.
Pembajakan
Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai mulai sejak tepi maupun berpunca tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan mengancaikan rumput, dan membenamkan bahan-bulan-bulanan organis seperti mana : rabuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari cak bagi mengulangulang pembusukan sempelah-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan lahan.
d.
Penggaruan
Pada waktu sawah akan digaru paluh air dikurangi. Sehingga sepan hanyya bagi membasahi bongkahan-rekahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berrulang-ulang sehingga cebis-cebisan rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah.
Setelah penggaruan permulaan selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 musim, selang beberapa hari diadakan pembajakan yyang kedua. Tujusnnya ialah: meratakan tanah, meratakan kawul dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi bertambah sempurna.
3.
Penanaman
a.
Penyortiran Bibit
Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah ekstrak yang sudah berumur 25-40 hari (terampai jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan melampiaskan pencabutan.
Caranya, 5 sampai 10 jenazah bibit kita jawat menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai terpenggal. Ciri-ciri bibit nan baik antara lain:
·
Umurnya lain lebih dari 40 hari
·
Tingginya kurang kian 25 cm
·
Berdaun 5-7 helai
·
Batangnya osean dan kuat
·
Bebas dari hama dan problem
Bibit yang telah dicabut lalu diikat kerumahtanggaan satu sangkut-paut lautan lakukan memudahkan pengangkutan. Bibit yang mutakadim dicabut harus segera ditanam, jangan setakat bermalam.
Penanaman padi nan baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kidal dengan jjarak 20 x 20 cm, kejadian ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar mentari yang cukup dan zat-nutrisi secara merata.
Dengan bepergian memanjang tangan kiri menjabat bibit, pengapit mengebumikan, tiap liang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya sangkil-kira3 maupun 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring.
Usahakan penanaman konsentrat enggak terlalu dalam alias terlalu cangkat. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan membantut pertumbuhan akar dan anakannya rendah.
Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba alias hanyut oleh persebaran air. Dengan demiikian jelas bahwa penghutanan bibit yang terlalu dalam maupun bersisa dangkal akan berwibawa plong hasil produksi.
4.
Pemeliharaan
a.
Irigasi
Air merupakan syarat mutlak cak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Komplikasi tali air untuk tanaman padi sawah merupakan salah satu factor terdahulu yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil pengetaman yang akan hinggap.
Air nan dipergunakan bakal pengairan antah di sawah adalah air nan berasal dari sungai, sebab air wai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bikin menambah kesuburan tanah dan tumbuhan. Air yang berpangkal berbunga netra air invalid baik lakukan tali air sawah, sebab air itu jernih, bukan mengandung lumpur dan kotoran.
Lakukan menjaga sebaiknya genangan air didalam petakan sawah itu teguh, jangan lupa dibuat lagi gorong-gorong pembuangan. Lubang pembayaran dan gaung pembuangan tidak boleh dibuat harfiah.
Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan pungkur-kotoran yang sangat berharga untuk pertumbuhan pokok kayu. Apabila lubang pembayaran dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.
Sreg waktu mengairi tumbuhan gabah di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan sukma tanaman tersebut. Kedalaman air seyogiannya diatur dengan cara sebagai berikut:
–
Pohon nan berusia 0-8 perian dalamnya air memadai 5 cm.
–
Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air bisa ditambah setakat 10-20 cm.
–
Tumbuhan antah yang sudah takhlik bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. sesudah itu dikurangi sedikit demi sedikit.
–
Sepuluh perian sebelum panen sawah dikeringkan terkadang. Semoga padi dapat masak bersama-sama.
b.
Penyiangan dan Penyulaman
Setelah penghijauan, Apabila tumbuhan padi ada nan mati harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai nan tidak, apabila penggantian esensi plonco jangan sampai dulu 10 hhari sesudah tanam.
Selain penyulaman yang perlu dilakukan yakni penyiangan agar suket-rumput ilegal yang tumbuh di sekitar tanaman padi tak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat kas dapur yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 pekan dan nan kedua setelah padi berumur 6 minggu.
c.
Pemupukan
Pemupukan berniat cak bagi menambah zat-zat dan partikel-unsur perut yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk pohon gabah, pupuk nan digunakan antara bukan:
1.
Pupuk umbul-umbul, sebagai pupuk asal nan diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan baja-rabuk kalimantang, misalnya: tanah daun, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya sangka-nyana 10 ton / ha.
2.
Rabuk buatan diberikan setelah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Tentang manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:
·
ZA/Urea : menyuburkan tanah, mempersering tumbuhnya bunga, memburu-buru tumbuhnya pohon, dan menambah besarnya gabah.
·
DS/TS : menggesakan tumbuhnya pohon, semok pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.
·
ZK : memberikan ketahanan tanaman terhadap wereng / kelainan, dan mengacapkan pembuatan zat pati.
5.
Pengendalian Hama dan Penyakit
a.
Wereng putih (Nymphula depunctalis).
Ø Gejala
–
Menyerang daun bibit, kehancuran berupa bintik-titik yang ki bertambah sejajar tulang daun, ulat menggulung patera padi.
Ø Pengendalian
–
Pengaturan air yang baik, penggunaan esensi fit, memperlainkan musuh alami, merontokkan tabung daun
–
menggunakan BVR atau Pestona.
b.
Padi Thrips (Thrips oryzae)
Ø Gejala
–
Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhalang, pada pohon dewasa gabah tidak berisi.
Ø Pengendalian
–
BVR atau Pestona.
c.
Wereng
Ø Agresor mayit padi
–
Wereng gabah coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera)
Ø Hama penyerang daun pari
–
Wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep). Merusak dengan kaidah mengisap cair batang pari dan bisa ki memengaruhi virus.
Ø Gejala
–
Tumbuhan padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tumbuhan seperti hangus, tanaman yang tidak mengering menjadi kecil.
Ø Pengendalian
–
Bertanam antah kontan, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, menjernihkan lingkungan, melepas lawan alami seperti laba-laba, bangsat dan tabuhan lebah
–
penyemburan BVR.
d.
Pianggang (Leptocoriza acuta).
–
Menyerang buah padi nan matang payudara.
Ø Gejala
–
Buah nihil ataupun berkualitas cacat seperti patah mayang, bercelup coklat dan tidak sedap; pada daun terletak calit lepasan isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Ø Pengendalian
–
Bertanam berbarengan, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas teman alami seperti jangkrik, laba-laba
–
Penyemburan BVR maupun PESTONA.
e.
Kepik hijau (Nezara viridula).
–
Mengamati batang dan buah padi.
Ø Gejala
–
Pada layon tanaman terdapat lepasan tusukan, buah gabah yang diserang memiliki bercak ajang isapan dan pertumbuhan pohon terganggu.
Ø Pengendalian
–
Mengumpulkan dan membinasakan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA.
f.
Penggerek layon pari
–
terdiri atas: penggerek batang padi asli (Tryporhyza innotata), kuning (Tepi langit. Incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan jambon (Sesamia inferens). Menyerang batang dan tulang daun daun.
Ø Gejala
–
Pucuk pohon layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kersang. Kehancuran pada tanaman taruna disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian skor) disebut “beluk”.
Ø Pengendalian
–
Menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, mengacapi sawah sejauh 15 hari setelah panen mudah-mudahan kepompong sunyi, menyalakan jerami.
–
Memperalat BVR atau PESTONA.
g.
Wereng tikus (Rattus argentiventer).
–
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah.
Ø Gejala
Adanya pohon pari yang roboh pada lahan sawah dan pada gempuran hebat ditengah kapling tidak ada tanaman.
Ø Pengendalian
Pergiliran tanaman, tanam sinkron, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami sama dengan ular babi dan burung hantu, pemanfaatan Nat (Natural Aromatic).
h.
Penis
–
Mencela menjelang panen, gandar cangkul buah patah, poin cecer.
Ø Pengendalian
–
Mengusir dengan obstulen-bunyian maupun orang-orangan.
i.
Penyakit Bercak daun coklat.
Ø Penyebab
–
Cendawan Helmintosporium oryzae.
Ø Gejala
–
Menyerang pelepah, malai, buah yang hijau bertunas dan bibit yang bau kencur berkecambah. Skor berbercak-noda coklat tetapi taat berisi, padi dewasa rusak kering, skor kecambah busuk dan kecambah antap.
Ø Pengendalian
–
Menyalurkan mani di air hangat + POC NASA, fertilisasi berimbang, tanam padi tahan ki kesulitan ini.
j.
Penyakit Blast.
Ø Penyebab
–
Kawul Pyricularia oryzae. Gejala: membidas daun, daya puas malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang pokok, tangkai malai dan cabang di erat pangkal malai memburuk. Pemasakan makanan terhambat dan butir padi menjadi hampa.
Ø Pengendalian
–
Menggarangkan sisa jerami, menggenangi sawah, menguburkan varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian kawul N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir
–
Karunia GLIO di tadinya tanam.
k.
Busuk tulang daun daun.
Ø Penyebab
–
Jamur Rhizoctonia sp.
Ø Gejala
–
Mengupas daun dan tangkai daun daun lega pohon nan telah menciptakan menjadikan anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah melandai.
Ø Pengendalian
–
Mengebumikan padi tahan keburukan
–
Karunia GLIO pada detik pembentukan anakan.
l.
Problem Fusarium.
Ø Penyebab
–
Jamur Fusarium moniliforme.
Ø Gejala
–
Menyerang malai dan angka remaja menjadi kecoklatan, daun membawat, akar membusuk.
Ø Pengendalian
–
Merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
m.
Kebobrokan kresek/hawar daun.
Ø Penyebab
–
Bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)
Ø Gejala
–
Memperhatikan daun dan titik bertaruk. Terdapat garis-garis di antara lemak tulang daun, garis melepuh dan ampuh cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati.
Ø Pengendalian
–
Menanam varitas tahan problem sebagai halnya IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan
–
pengendalian diawal dengan GLIO.
lengkung langit.
Penyakit kerdil.
Ø Penyebab
–
Virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens.
Ø Gejala
–
Menyerang semua babak tanaman, patera menjadi sumir, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-kunci pendek, anak uang banyak namun katai.
Ø Pengendalian
–
Sulit dilakukan, kampanye pencegahan dengan membasmi tumbuhan yang terserang suka-suka mengendalikan vector dengan BVR ataupun PESTONA.
ozon.
Kelainan tungro.
Ø Penyebab
–
Virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps.
Ø Gejala
–
Mengamati semua fragmen tanaman, pertumbuhan pohon rendah ideal, daun kuning sebatas kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan enggak pintar.
Ø Pengendalian
–
Menguburkan padi tahan wereng sama dengan Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.
6.
Pemanenan
Lakukan petambak panen padi merupakan soal yang paling dinanti-nanti. Panen yaitu saat petani merasakan kemenangan dari jerih lelah menanam dan merawat tanaman.
a.
Saat panen
Padi mesti dipanen pada momen yang tepat untuk mencegah kemungkinan mendapatkan gabah berkualitas rendah nan masih banyak mengandung granula hijau dan butir kapur. Padi yang dipanen mudah jika digiling akan menghasilkan beras berpunca. Detik panen padi dapat dipengaruhi maka itu musim tanam. Pemeliharaan tumbuhan dan pertumbuhan, serta tergantung sekali lagi pada jenisnya. Secara masyarakat padi dipanen ketika berusia 80-110 hari apabila tanaman antah menunjukkan ciri-ciri berikut signifikan tanaman sudah siap dipanen:
Ø
Bulir-bulir padi dan daun liwa sudah masak.
Ø
Kayu cangkul menunduk karena sarat menanggung butiran-butir padi atau gabah yang makin selit belit.
Ø
Butir antah bila ditekan terasa keras dan berisi, jiak dikupas enggak berwarna kehijauan maupun asli sangka lembek sebagai halnya kapur.
b.
Cara panen
Perabot penuaian nan tepat terdahulu sepatutnya panen menjadi mudah dilakukan biasanya antah dipanen dengan ani-ani maupun sabit.
Ani-ani umumnya digunakan bikin memanen jenis padi yang sulit rontok sehingga dipanen beserta tangkainya, contohnya jenis padi surai. Namun, perangkat ini tidak seia digunakan untuk penanaman padi sawah.
Arit digunakan untuk memanen pari nan mudah rontok, misalnya antah coreh. Namun, karena perabot ini dapat memungut hasil lebih cepat serta lebih gampang menyusup layon padi maka organ ini waktu ini lebih banyak digunakan bakal panen.
c.
Perontokan
Perontokan dapat dilakukan dengan menunggangi mesin perintih tresher, atau memperalat perontok tungkai pedal tresher. Selain itu perontokkan secara primitif dapat dilakukan dengan memukulkan batangan padi ke kayu atau “kotak gebuk” dimana sebelumnya dihamparkan plastik buat menampung butir padi yang berhamburan.
d.
Pengeringan
Harapan utama pengeringan yakni bagi menaruh kadar air gabah bisa resistan lama disimpan. Selain itu gabah yang masih basah rumit diproses menjadi beras dengan baik.
Bulir- bulir gabah daapt dijemur dengan cara dihamparkan di atas tegel semen yang ceria dapat pula dihamparkan di atas plastik. Intern terang seronok, sinar syamsu mampu mengeringkan pari kerumahtanggaan waktu 2-3 hari.
e.
Pemisahan selerang gabah
Tahap bungsu usaha bercocok tanam padi ialah menghasilkan beras yang boleh ditanak menjadi nasi sebagai makanan pokok.
Mula-mula gabah yang sudah dikeringkan perlu dipisahkan dengan gabah kosong atau sisa nan mungkin terseret sepanjang perontokan alias pengeringan, caranya dapat dengan ditampi.
Pemisahan indra peraba gabah dapat dilakukan dengan huller atau mesin, cara ini praktis dan cepat. Sahaja untuk daerah nan bukan n kepunyaan huller, separasi bisa dilakukan dengan penumbuhan padi menggunakan alu dan lumpang.
C.
Subsistem Muara gabah (Oryza sativa)
1.
Pemasaran padi
kegiatan bakal memperlancar pemasaran komoditas perkebunan baik segar atau olahan bakal nasional dan ekspor ke luar kewedanan. Contoh : Sirkuit, Promosi, Konsumsi dan Informasi pasar.
Eskalasi permintaan ini harus diimbangi dengan peningkatan produksinya. Dalam peristiwa ini, kenaikan produksi beras enggak akan efektif bagi kenaikan pendapatan dan ketenteraman pembajak dan umum seandainya bukan diimbangi oleh sistem pemasaran yang efisien. Pemasaran beras mempunyai pengaruh terhadap pendapatan petani karena tersapu dengan tingkat harga yang diterima petani. Pemasaran nan bukan efisien, bentuk pasar yang kurang bersilaju, rantai pemasaran yang terlalu janjang, sarana prasarana transportasi nan kurang cukup, sistem kelembagaan pemasaran yang enggak fit merupakan kelainan- masalah pemasaran yang pada umumnya berpengaruh terhadap tingkat harga yang diterima petani.
Dilihat pecah kebutuhan awam akan makanan pokok sangat besar jadi “Pemasaran padi tidaklah sulit karena komsumen atau pedagang( pelaku bisnis) bisa langsung menclok kepetani waktu panen. “
2.
Penholahan
Tanaman gabah lalu digemari para masyarakat karena antah pada detik diubah bintang sartan beras banyak sekali mengolahan yang dapat dibuat misalnya roti, kerupuk dan masih banyak lagi jajanan kuliner yang menggunakan beras misal bahan dasar membuat olahan nafkah.
D.
Kelembagaan Pendukung Agribisnis padi (Oryza sativa)
Seperti kita senggang kelembangan pendukung agribisnis merupakan ada 3 yakni:
1.
Pemerintah, pemerintah disini sebagai pendorong, pengawas, pengambil kebijakan internal usaha bersawah dengan menerimakan pemasyarakatan kepetani dalam hal meningkatkn produktivitas baik kuantitas ataupun kualitas.
2.
Perbankan, menyangkut modal pinjaman yang akan digunakan petambak kerjakan budidaya.
3.
Akademisi, yang dimaksud disini adalah orang yang mempertahankan kepunyaan-milik petani itu koteng dan misal keseleo satu ajang aspirasi para petani(praktisi usaha tani) untuk disampaikan ke Pemerintah.
Terbit barang apa yang kita liahat diatas, dapat disimpulakan bahwa ke 3 kelembangaan partisan agribisnis ubah berkaitan antara 1 dengan yang lain.
Penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Pari/Beras
Tabel 1. Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Tahun (2002 – 2012)
Kebijakan Perberasan |
Harga GKP (Rp/Kg) |
HargaGKG Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) |
Harga Beras di Pakus Bulog/ Jentera (Rp/Kg) |
Periode Dolan (Tgl/Bln/Thn) |
Inpres 09/2002 |
1.230 |
1.725 |
2.790 |
Jan. 2003 – Feb. 2005 |
Inpres 02/2005 |
1.330 |
1.765 |
2.790 |
Maret – Des. 2005 |
Inpres 13/2005 |
1.730 |
2.250 |
3.550 |
Jan. 2006 – Maret 2007 |
Inpres 03/2007 |
2.000 |
2.575 |
4.000 |
April 2007 – Maret 2008 |
Inpres 01/2008 |
2.240 |
2.800 |
4.300 |
April 2008 – Des. 2008 |
Inpres 08/2008 |
2.400 |
2.440 |
4.600 |
Jan. – Des. 2009 |
Inpres 07/2009 |
2.640 |
3.300 |
5.060 |
Jan. 2010 – Feb. 2012 |
Inpres 03/2012 |
3.300 |
4.150 |
6.600 |
April 2012 – Sekarang |
Sumber : BKP
Bilang hal nan mendasari perubahan ketatanegaraan HPP antara bukan penyesuaian harga alamat bakar patra (BBM), seperti kejadian pada sungkap 1 Oktober 2005 terjadi kenikan solar sebesar 124 uang jasa yang berdampak dahulu lautan terhadap performa sektor perkebunan. Kerjakan mempertahankan profitabilitas usahatani padi agar usaha tani padi menguntungkan (minimum 30 uang lelah), pemerintah mengecualikan kebijakan perberasan baru melampaui Inpres No. 13/2005 yang menaikan HPP gabah/beras.
BAB III
Penghabisan
A.
Inferensi
1.
Gabah (oryza sativa) adalah bahan sah hutan pokok nan vital bakal rakyat Indonesia. Menanam padi sawah telah mendarah daging lakukan sebagian besar petani di Indonesia. Mulanya kegiatan ini banyak diusahakan di pulau Jawa. Saja, saat ini hampir seluruh daerah di Indonesia sudah lain asing lagi dengan kegiatan mengebumikan padi di sawah.
2.
Beras alias nasi adalah rahim pokok insan setiap saat kerjakan memenuhi kebutuhan hidupnya. Nasi adalah rahim pokok nan mengandung berbagai zat makanan yang dipelukan maka dari itu fisik kita, merupakan karbohidrat,protein, lemak, serabut kasar, abu, dan vitamin. Sehingga dapat membuat tubuh alias jasad kita menjadi sehat.
3.
Silam mengenai luas tanah yang digunakan kerjakan usaha perladangan semakin sempit, karena jumlah penduduknya semakin bertmabah. Dan juga yang dirasakan masyarakat detik ini, tentang pertambahan harga beras nan cukup tinggi. Sehingga sendi beli masyakat menjadi runtuh ekstrem.
B.
SARAN
1.
Diharapkan kepada pemerintah untuk makin serius dalam mengembangkan dunia pertanian terutama pada tumbuhan padi hendaknya makin baik sekali lagi untuk ke depannya.
2.
Seharusnya pemerintah bisa lebih peduli kembali kepada rakyat katai terutama para peladang.
3.
Penulis menyadari masih banyak kesuntukan dan kesalahan dalam penulisan makalah ini dan penulis sangat membutuhkan saran dan celaan berbunga semua elemen terutama pada pembaca dan peneliti demi keutuhan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA
AAK,
Budidaya Tanaman Padi, Aksi Agraris Kanisius, Yayasan Kanisius Yogyakarta, 1973.
Arifin, Bustanul. 1997. “Penjatuhan Konstribusi Sektor Pertanian”. Bisnis Indonesia, 25 Maret 1997.
Arifin, M, Penggunaan Virus (NPV) internal penanganan OPT dan Implementasinya di Alun-alun. Referat Balitbio, Persuaan Koordinasi Penanganan OPT dan Perumusan Komponen PHT Spesifik Lokasi terlepas. 3 – 5 Agustus 1997.
Arifin, M, Penggunaan Sl-NPV sebagai Agensia Pengendalian Hayati Larva Grayak Pda Polong, Dalam Makalah Pelatihan Pemanfaatan dan Pengelolaan Agens Hayati
http://id.wikipedia.org
http://nagapasha.blogspot.com
http://owmakmur.blogspot.com/2013/02/inilah-cara-mengebumikan-padi-yang-baik dan.html#.Ul4lVtnVXcc#ixzz2hrP1ZAYV
http://green-organic-rice.blogspot.com/2009/01/ribuan-varietas-padi-lokal-hilang.html)
Santoso T, 1992, Pendayagunaan Nuclear Polyhedrosis Virus Spodoptera Litura dan Bacillus thuringensis cak bagi pengendalian Hama Perusak Daun Kedelai, Seminar Hasil Penelitian Pendukung Pengendalian Hama Terpadu, Cisarua 7 – 8 September 1992.
Sismiharjo H, 1996, Spodoptera litura Nuclear Polyhedrosis Virus (Sl-NPV) Sebagai Media Pengendali Hayati terhadap Ulat Grayak Pada Tanaman Kedelai, Direktorat Jenderal Pokok kayu Hutan dan Hortikultura, Direktorat Nbina Perlindungan Tanaman, Jakarta.
Contoh Makalah Tentang Padi
Source: http://muhammadsyafriadi6.blogspot.com/2014/10/makalah-padi-oryza-sativa.html