Bekas Tindik Bernanah Pada Bayi

Bagai sebuah keharusan dalam budaya Indonesia, ketika bayi perempuan lahir konon wajib melakukan tindik alat pendengar. Selain umpama identitas gender, tindik alat pendengar dianggap bak pemanis bagi seorang anak asuh perempuan.

Walau sudah menjadi tradisi nan mengakar, semata-mata terkadang tindik alat pendengar plong kanak-kanak anyir perempuan ini memang cukup mengundang kontroversi. Sebab, dikhawatirkan terjadi infeksi plong luka lepasan tindikan.

Terimalah, segala sekali lagi alasannya sebaiknya ibu bapak wajib perhatikan hal-kejadian berikut sebelum berbuat tindik kuping sreg kanak-kanak anyir ya, Bu. Hal ini berniat meminimalisasi risiko yang terjadi saat tindakan.

Pada saat waktu yang tepat tindik telinga?

Menurut para ahli berpunca American Academy of Pediatrics disarankan menunggu bayi mendapatkan vaksin tetanus pertamanya bakal meninggalkan terjadinya infeksi pada telinga. Alias agar lebih aman ada baiknya menunggu sebatas anak asuh bisa mengambil keputusan koteng tentang tindik telinga. Anjing hutan anak beranggar pena tentang keadaan ini ketika anda berumur 10 tahun atau lebih.

Alasan enggak cak kenapa seyogiannya orangtua menunda tindik telinga sreg bayi, merupakan karena telinga bayi belum berkembang sepenuhnya. Menindik telinganya berlebih dini akan takhlik lubang tindikannya tertumbuk pandangan miring, bersisa dekat atau terlalu jauh dengan wajahnya momen dewasa.

Seandainya terdesak harus melakukan tindik alat pendengar, sebaiknya dilakukan oleh dokter maupun perawat yang sudah berpengalaman. Kaprikornus bukan boleh sembarang mengamalkan tindik kuping ya, Bu! Bahkan kalau nekat mau melakukannya koteng di rumah. Wah, kalau ini sih jelas
big no no, ya Bu.

Prinsip merawat tindik alat pendengar bayi

Pasca- bayi melakukan tindik telinga, biasanya kamu akan menangis kencang dan luka tempat tindikan akan minus berdarah, bengkak, sedikit kemerahan ataupun bahkan infeksi. Nah, untuk mencegah hal tersebut Ibu bisa mengerjakan cara berikut ini ya.

1. Perawatan luka

Menurut
American Academy of Pediatrics, sebaiknya segera setelah bayi ditindik lakukan perawatan luka dengan cara membersihkan atau mengusap bekas jejas dengan
cutton budsnan diolesi alkohol satu sampai dua kelihatannya sehari. Tujuannya untuk mempercepat menyembuhan luka menjadi lebih kering dan mencegah infeksi.

2. Gunakan anting emas

Mereka juga menambahkan, setelah tindik kuping dilakukan moga simultan pasangkan bandul nan terbuat dari emas murni. Hal ini bertujuan cak bagi meredakan kemungkinan alergi maupun infeksi. Sebab dikutip semenjak
Boldsky, kencana adalah mineral alami dan tidak beracun dan mudah ditoleransi oleh tubuh. Dalam situasi ini emas sepuluh dianggap sebagai mineral anti inflamasi.

3. Jangan melepas pemberat abnormal dari 6 minggu

Kejadian ini lakukan memastikan bekas luka dapat sembuh dengan baik. Apalagi kebanyakan lulusan luka tindikan akan menginjak cengkar plong rentan tahun 6 minggu.

4. Pilih anting bertakaran kerdil dan berbentuk bulat.

Tujuannya sepatutnya pendulum tidak gampang diraih dan ditarik makanya bayi. Hindari menunggangi anting yang mengampai ya, Bu.

5. Pastikan juga instrumen-alat nan digunakan sejati dan ceria ya, Bu.

Kenali isyarat infeksi

1. Alat pendengar merah

Perlambang telinga bayi mengalami infeksi pasca ditindik lazimnya muncul rona kemerahan di provinsi sekitar alat pendengar selama sejumlah hari. Cuma takdirnya ini masih terjadi selama beberapa minggu, sebaiknya konsultasikan pada pediatrik.

2. Luka maliau

Rebuk ialah kerangka terbit penumpukan akut sengkeran pembawaan putih. Kalau nanah sudah timbul maka sudah karuan hal ini merupakan infeksi. Jikalau infeksinya masih ringan, biasanya akan keluar cairan tidak bercelup dan cenderung bening. Bersihkan bagian yang merebuk dua mana tahu sehari.

3. Bintil bangkang

Bintit merah yang umum terjadi pasca tindik telinga adalah bercat ahmar cuaca alias berma marun. Teksturnya lembut jika dipegang, sayangnya hal ini cukup membuat bayi merasa kesakitan jika dipegang. Pastikan bintil merah ini dipegang perlahan saja ya, Bu.

4. Muncul tanda keloid

Keloid biasanya ditandai dengan munculnya bintil raksasa menyerupai kelasa di dekat korok tindikan. Keloid memiliki potensi besar penyebab infeksi. Sekiranya sudah begini, berkonsultasi dengan dokter merupakan solusi terbaik.

5. Demam

Logo lain penyebab infeksi adalah muncul demam sehabis tindik telinga. Jika peristiwa ini terjadi sebaiknya langsung dibawa ke dokter ya Bu.

Cara mengatasi tindik telinga yang infeksi

Dilansir dari
Healthline
bakal tindakan darurat sementara, Ibu boleh melakukan beberapa cara berikut:

1. Bersihkan wadah jejas menggunakan kapas yang ditetesi alkohol maupun kapas nan di basahi larutan air garam.
2. Asuh kebersihan luka medan tindikan dan rajin mengsol-pesong posisi bandul.
3. Jika hal ini bukan kunjung reda, jangan ragu untuk segera periksakan ke dokter. Terutama kalau luka mutakadim melepaskan bau tak lemak.

Penyebab infeksi setelah tindik alat pendengar

Setiap luka yang timbul pada jasmani turunan sangat berpotensi terjadi infeksi. Hal ini lagi berlaku untuk tindakan tindik telinga pada orok. Meskipun gorong-gorong tindikannya silam boncel, tetapi hal ini tetap berpotensi menimbulkan infeksi. Berikut beberapa hal nan sering menjadi penyebab infeksi:

• Bayi kerap menarik-narik telinganya pasca tindik;
• Luka yang tidak dirawat dengan baik;
• Luka terpapar bakteri akibat tidak camar dibersihkan; dan
• Pendulum yang dipakai tidak sesuai, bisa terlalu eklektik maupun menciptakan menjadikan jabang bayi merasa enggak nyaman sehingga sering mengganjur telinga.

Biar infeksi merupakan hal yang dianggap wajar dan lampau barangkali terjadi pasca- tindik telinga, namun jangan perantaraan dianggap sepele ya Bu. Secara keseluruhan boleh disimpulkan bahwa tindik telinga puas orok memang tidak dilarang.

Selain itu bayi Ibu barangkali akan terlihat cantik pasca- melakukan tindik kuping, terutama jika sudah lalu dipasang anting, sahaja jangan hingga hal ini justru menimbulkan penyakit tidak seperti infeksi. Jadi pastikan Ibu merawat luka tindikannya dengan baik ya.

Penulis: Aprilia Ramdhani
Pengedit: Dwi Ratih