Arti Imbuhan Ter Pada Kata Terpandai Adalah.
Kata Turunan. Banyak kata yang seringkali kita temui dalam suatu kalimat atau paragraf merupakan kata turunan. Kata turunan sering disebut sama dengan kata berimbuhan. Lalu, apa yang dimaksud dengan kata turunan? Pentingkah digunakan dalam penulisan?
Kata turunan ini penting dipahami dan digunakan dalam penulisan-penulisan. Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari mengenai topik ini. Mulai dari pengertian, jenis, perbedaan dengan kata dasar, cara menulis, dan contohnya. Maka dari itu, simak sampai dengan akhir ya!
Daftar Isi:
- 1 Pengertian Kata Turunan
- 2
Ciri-ciri Afiks (Imbuhan)
- 2.1 1. Afiks merupakan unsur langsung
- 2.2 two. Afiks merupakan bentuk terikat
- 2.3 three. Afiks melekat pada berbagai bentuk
- 2.4 4. Afiks tidak mempunyai makna leksis
- 2.5 5. Afiks mampu mendukung fungsi gramatik
- 2.6 6. Afiks mampu mendukung fungsi semantik
- 2.7 7. Afiks kedudukannya tidak sama dengan preposisi
- 3
Prinsip-prinsip Kata Turunan
- 3.1 1. Jenis-jenis Afiks (Imbuhan)
- 3.2
ii. Bentuk terikat
- 3.2.1 a. Bentuk terikat yang diikuti kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-)
- 3.2.2 b. Bentuk Maha yang diikuti oleh kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital
- 3.2.3 c. Bentuk Maha yang diikuti oleh kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata esa, ditulis dirangkai.
- 3.3 3. Gabungan kata
- 4 Perbedaan Kata Turunan dengan Kata Dasar
- 5 Cara Menulis Kata Turunan
- 6 Contoh Penulisan Kata Turunan yang Benar
- 7 Arti Imbuhan Ter Pada Kata Terpandai Adalah
Pengertian Kata Turunan
Kata turunan atau kata berimbuhan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kata yang terbentuk sebagai hasil dari proses afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan.
Secara umum, dapat ditarik dikatakan bahwa kata turunan adalah suatu kata yang mendapat imbuhan, yaitu merupakan hasil proses dari afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan suatu kata yang dapat membentuk kata baru dan dengan makna baru juga.
Kata turunan merupakan hasil dari proses afiksasi, reduplikasi, atau penggabungan, oleh karena itu, sebelum mengetahui contoh-contohnya, kita mempelajari apa itu afiks, reduplikasi, dan penggabungan.
Afiks adalah suatu bentuk linguistik yang keberadaannya hanya untuk melekatkan diri pada bentuk-bentuk lain, sehingga mampu menimbulkan makna baru terhadap bentuk-bentuk yang dilekatinya tadi, Bentuk-bentuk yang dilekati bisa terdiri atas pokok kata, kata dasar, atau bentuk kompleks. Sedangkan afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada suatu bentuk, baik berupa bentuk tunggal maupun kompleks untuk membentuk kata-kata baru (Rohmadi, dkk, 2013:41).
Reduplikasi adalah pengulangan bentuk atas suatu bentuk dasar. Bentuk baru yang dihasilkan dari perulangan bentuk lazim disebut dengan kata ulang (Rohmadi, dkk, 2013:83). Reduplikasi dalam KBBI memiliki arti proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti
rumah-rumah, tetamu, bola-balik,
dan sebagainya.
Baca Juga:
Penggunaan Kata di yang Benar
Kata Baku dan Tidak Baku
Tanda Baca

Macam-Macam Konjungsi
Ciri-ciri Afiks (Imbuhan)
Sebelum kita mempelajari kata turunan, kita hendaknya mempelajari dasarnya yang berasal dari beberapa proses, salah satunya adalah afiksasi. Rohmadi, dkk (2013:42-44) menjelaskan bahwa ada beberapa ciri-ciri afiks yang dapat dipelajari. Penjelasan mengenai ciri-ciri afiks adalah seperti di bawah ini.
1. Afiks merupakan unsur langsung
Afiks merupakan unsur pembentuk kata-kata baru di samping unsur lainnya. Contoh:
ber-
+
lari = berlari.
two. Afiks merupakan bentuk terikat
Sebagai unsur langsung pembentuk kata-kata baru, afiks merupakan imbuhan dan bukan bentuk bebas. Sebagai morfem, afiks termasuk morfem terikat.
Ber-, Me-, Pe-, ter-,
adalah contoh bentuk terikat yang tidak mempunyai apa-apa sebelum mengikatkan diri pada bentuk lain.
three. Afiks melekat pada berbagai bentuk
Afiks harus mampu melekat pada berbagai bentuk, tidak hanya pada satu bentuk tertentu. Afiks
-an
mampu melekat pada berbagai bentuk kata sebagai berikut.
Makan + -an = makanan
Tulis + -an = tulisan.
4. Afiks tidak mempunyai makna leksis
Contoh:
Apakah makna
ber-?
Apakah makna
ter-?
Kita tidak akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Jika dibandingkan dengan pertanyaan
Apakah makna kata ber- pada berbaju?, maka dapat dikatakan bahwa afiks (ber-
dan
ter-)
tidak mempunyai makna leksis sebelum melekat pada unsur lain.
5. Afiks mampu mendukung fungsi gramatik
Contoh:
Kata sifat (kata dasar) + konfiks (afiks) = bentuk kompleks (kata-kata baru)
Malas + ke-an = kemalasan
Berdasarkan afiksasi di atas, konfiks
ke-an
mampu mengubah jenis kata sifat menjadi jenis kata baru, yaitu kata benda. Dengan demikian, benar bahwa afiks tersebut dapat mendukung fungsi gramatik.
6. Afiks mampu mendukung fungsi semantik
Contoh:
Paku terinjak oleh Adi.
Adik terpandai di kelasnya.
Ter-
pada kata
terinjak,
memiliki arti tidak sengaja, sedangkan
ter-
pada kata terpandai, memiliki arti paling. Makna baru yang ditimbulkan oleh peristiwa di atas menunjukkan bahwa afiks mendukung fungsi semantik.
7. Afiks kedudukannya tidak sama dengan preposisi
Dalam bentuk tertentu, beberapa afiks sering dikacaukan dengan preposisi yang kebetulan memiliki bentuk yang sama. Bentuk
ke-
dan
di-
pada
ketua
dan
ke rumah
serta
dipukul
dan
di rumah, memiliki arti berbeda. Contoh:
Afiks :
Ke + tua = ketua
Di + pukul = dipukul
Preposisi:
ke + rumah = ke rumah
Di + rumah = di rumah
Afiks: jika berdiri sendiri tidak mempunyai makna leksis
Preposisi: jika berdiri sendiri mempunyai makna leksis
Simpulan dari pernyataan di atas adalah
ke
dan
di
sebagai preposisi mengandung makna leksis, yaitu menunjukkan keterangan tempat dan keterangan tujuan, dan secara gramatis,
ke
dan
di
sebagai preposisi mempunyai sifat bebas atau berdiri sendiri, sedangkan
ke
dan
di
pada afiks tidak memiliki makna leksis dan tidak bisa berdiri sendiri.
Baca Juga:
Huruf Kapital
Kata Hubung
Perbedaan Singkatan dan Akronim
Kalimat Efektif
Prinsip-prinsip Kata Turunan
Ada dua prinsip yang perlu diketahui dalam kata turunan, yaitu, imbuhan dan bentuk terikat. Penjelasan mengenai prinsip-prinsip bisa dipelajari sebagai berikut.
1. Jenis-jenis Afiks (Imbuhan)
Dalam proses morfologis bahasa Indonesia, dikenal beberapa macam afiks. Jenis-jenis afiks tersebut yang biasa digunakan dalam kata turunan. Jenis-jenis afiks menurut Rohmadi, dkk (2013:45-46) bisa dipelajari seperti berikut.
a. Prefiks (awalan)
Prefiks adalah imbuhan yang melekat di depan bentuk dasar atau kata dasar. Prefiks juga sering disebut dengan imbuhan awal atau lebih lazim disebut dengan awalan. Macam-macam prefiks, yaitu,
me-, di-, ber-, ter-, per-, se-, pe-, ke-, para-, pra-, dan sebagainya. Contoh:
Me + laju = melaju
Di + kutip = dikutip
Ter + jatuh = terjatuh
b. Infiks (sisipan)
Infiks adalah imbuhan yang melekat di tengah bentuk dasar atau kata dasar. Karena melekatnya menyisip di tengah kata dasar, maka disebut dengan imbuhan sisipan atau lazim disebut dengan sisipan. Macam-macam sisipan, yaitu,
-el, -em,
dan
-er-. Contoh:
Tunjuk
+
-el = telunjuk
Getar
+
-em = gemetar
Gigi
+
-er– =
gerigi
c. Sufiks (akhiran)
Sufiks adalah imbuhan yang melekat di belakang bentuk dasar atau kata dasar. Sufiks disebut juga dengan imbuhan akhir atau lazim disebut dengan akhiran saja. Macam sufiks yaitu,
-i, -an, -kan, -nya, -wan, -wati, -human being, -is, dan sebagainya. Contoh:
akhir
+
-i
= akhiri
pukul
+ -an
= pukulan
Kembali + -kan = kembalikan
semua
+ -nya
= semuanya
d. Konfiks (awalan-akhiran)
Konfiks atau simulfiks adalah imbuhan gabungan antara prefiks dan sufiks. Kedua macam afiks tersebut dapat melekat secara bersama-sama pada suatu bentuk dasar pada bagian depan dan belakangnya. Macam konfiks yaitu,
ke-an, ber-an, se-nya, se-an,
dan sebagainya. Contoh:
Ke-an + adil
= keadilan
Ber-an + datang = berdatangan
Se-nya
+ baik
= sebaiknya
se-an
+ malam = semalaman
Simulfiks
Simulfiks dinukil dari
narabahasa.id,
adalah berfokus pada ciri segmental yang mampu mengubah kategori sebuah bentuk lewat nasalisasi. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua yang bersimulfiks akan mengalami perubahan kategori. Contoh:
Ng- + kopi = ngopi
Ny- + sate = nyate
ii. Bentuk terikat
Bentuk terikat dalam KBBI diartikan sebagai bentuk bahasa yang perlu digabung dengan unsur lain agar dapat dipakai dengan makna yang jelas. Dikutip dari
puebi.readthedocs.io,
ada beberapa jenis bentuk terikat dan contohnya yang perlu diketahui. Penjelasannya seperti berikut.
Contoh bentuk terikat:
antarkota
antibiotik
infrastruktur
pascasarjana
Swadaya
a. Bentuk terikat yang diikuti kata yang berhuruf awal kapital atau singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-)
Contoh:
non-Indonesia
non-Association of southeast asian nations
anti-PKI
pro-Barat
b. Bentuk
Maha
yang diikuti oleh kata turunan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf awal kapital
Contoh: Marilah kita berdoa pada Tuhan Yang
Maha
Pengampun.
Mari kita memperbanyak syukur pada Tuhan Yang
Maha
Pengasih.
c. Bentuk
Maha
yang diikuti oleh kata dasar yang mengacu kepada nama atau sifat Tuhan, kecuali kata
esa,
ditulis dirangkai.
Contoh: Tuhan Yang
Mahakuasa
menentukan arah hidup kita.
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi kita.
3. Gabungan kata
Gabungan kata atau kata majemuk di dalam KBBI berarti gabungan morfem dasar yang seluruhnya berstatus sebagai kata yang mempunyai pola fonologis, gramatika, dan semantis yang khusus menurut kaidah bahasa. Selain itu, menurut Rohmadi, dkk (2013:103) kata majemuk adalah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan lainnya dan erat sekali, serta menunjuk atau menimbulkan satu pengertian baru.
Contoh:
panjang tangan
artinya adalah suka mencuri
meja hijau
artinya adalah pengadilan
jago merah
artinya adalah api
kumis kucing
artinya adalah salah satu jenis taman
Perbedaan Kata Turunan dengan Kata Dasar
Perlu diketahui, untuk membedakan kata turunan dengan kata dasar ada beberapa poin. Dikutip dari
dosenbahasa.com,
perbedaan antara kata turunan dan kata dasar bisa dipelajari seperti di bawah ini.
1. Kata turunan
Kata turunan atau kata berimbuhan adalah kata dasar yang telah diberi imbuhan, baik berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks), serta awalan-akhiran (konfiks). Karena pemberian imbuhan tersebut, kata turunan mengalami pergeseran makna. Ciri-ciri kata turunan sudah dibahas di atas.
2. Kata dasar
Kata dasar dalam KBBI diartikan sebagai kata-kata yang menjadi dasar kata yang lebih besar. Dalam istilah linguistik, kata dasar adalah dasar dari pembentukan suatu kata yang lebih besar. Kata dasar sendiri merupakan jenis kata yang dapat berdiri sendiri dan tersusun atas morfem atau gabungan dari morfem. Ciri-ciri kata dasar adalah sebagai berikut.
- Merupakan satuan paling kecil dan mempunyai makna sendiri
- Dasar dari pembentukan kata, baik itu kata yang memiliki imbuhan atau yang merupakan kata turunan
- Jika mendapat imbuhan, kata dasar akan mengalami perubahan makna
- Kumpulan dari kata dasar dapat menjadi suatu kesatuan kalimat tanpa perlu diberi imbuhan.
Baca Juga:
Kata Kerja
Kata Majemuk
Jenis Paragraf
Nomina
Cara Menulis Kata Turunan
Di bawah ini adalah 11 cara menulis kata turunan dinukil dari
haloedukasi.com,
yang perlu diketahui.
- Kata turunan ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya.
Contoh:
Bernyanyi, menulis, gemetar, dilakukan.
- Kata turunan dihubungkan dengan tanda hubung (-) jika bentuk dasarnya bahasa asing.
Contoh: di-upload,
men-download,
meng-upgrade.
- Kata turunan dihubungkan dengan tanda hubung (-) jika bentuk dasarnya berawalan huruf kapital atau singkatan dengan huruf kapital.
Contoh:
pro-Barat,
di-PHK.
- Kata turunan ditulis terpisah jika bentuk dasarnya kata gabungan yang salah satu berimbuhan (bisa berupa awalan atau akhiran).
Contoh:
berjabat tangan, bekerja sama, bertepuk tangan, garis bawahi.
- Kata turunan ditulis serangkai jika bentuk dasarnya berupa kata gabungan yang diimbuhi awalan dan akhiran (konfiks).
Contoh:
menandatangani, menyebarluaskan, mempertanggungjawabkan.
- Kata turunan ditulis secara serangkai jika salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, yaitu berupa kata terikat dan kata bebas.
Contoh:
dasawarsa, swadaya, mahasiswa, prasejarah.
- Kata turunan ditulis terpisah jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
maha
dengan kata berimbuhan yang merujuk pada sifat atau nama Tuhan.
Contoh:
Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pengampun.
- Kata turunan ditulis serangkai jika kata turunan tersebut merupakan gabungan
maha
dengan kata dasar yang merujuk kepada Tuhan, kecuali, kata
esa.
Contoh:
Mahakuasa, Mahamulia, Mahasuci.
- Kata turunan ditulis serangkai jika kata turunan tersebut merupakan gabungan dari kata
Maha
dengan kata dasar tidak berimbuhan dan jumlah suku katanya dua buah.
Contoh:
mahasiswa, mahaguru.
- Bentuk-bentuk terikat yang diserap bahasa Indonesia dari bahasa asing, seperti
anti, pro,
dan
kontra,
dapat dijadikan sebagai bentuk dasar.
Contoh: Kali ini, anggota lebih banyak yang
pro
dibandingkan dengan yang
kontra.
- Kata
tak
ditulis serangkai dan ditulis terpisah bila diikuti bentuk dasar yang berupa kata berimbuhan.
Contoh:
takabadi, takacuh, takakrab, takadil, tak terpisahkan, tak tertarik, tak tercapai, tak bersuara,
dan sebagainya.
Contoh Penulisan Kata Turunan yang Benar
Penulisan kata turunan dalam penulisannya harus diperhatikan, karena masih sering terjadi kesalahan dalam penulisan kata turunan yang benar. Contoh penulisan kata turunan yang benar seperti di bawah ini.
1. Berdasarkan yang bentuknya berimbuhan awalan (prefiks)
Contoh:
ter- + bakar
= terbakar
me- + bantu
= membantu
ber- + rambut
= berambut
two. Berdasarkan yang bentuknya berimbuhan sisipan (infiks)
Contoh:
suling + -er-
= seruling
tali + -em
= temali
getar + -el
= geletar
3. Berdasarkan yang bentuknya berimbuhan akhiran (sufiks)
Contoh:
pukul + -an
= pukulan
sosial + -is
= sosialis
Uang + -nya
= uangnya
4. Berdasarkan yang berimbuhan awalan-akhiran (konfiks)
Contoh:
se-an
+ hari
= seharian
se-nya + mesti = semestinya
ber-an + muncul = bermunculan
v. Berdasarkan yang bentuk dasarnya dengan awalan kapital
Contoh:
not-
+ PKI =
non-PKI
not-
+
Republic of indonesia = non-Republic of indonesia
anti-
+ Barat =
anti-Barat
di-
+
PHK =
di-PHK
6. Berdasarkan yang bentuk dasarnya dari bahasa asing
Contoh:
me-
+ download
= men-download
me-
+ update
= meng-update
me-
+ call up
= me-recollect
di-
+ upload
= di-upload
7. Berdasarkan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan mengalami imbuhan awalan-akhiran (konfiks)
Contoh:
me- + garis bawah + i = menggarisbawahi
me- + sebar luas + kan = menyebarluaskan
me- + tanda tangan + i = menandatangani
per- + tanggung jawab + an = pertanggungjawaban
viii. Berdasarkan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata yang salah satu katanya dipakai dalam kombinasi yaitu berupa kata terikat dan kata bebas
Contoh:
ber- + jalan kaki = berjalan kaki
ber- + kerja keras = bekerja keras
ber- + tanggung jawab = bertanggung jawab
9. Berdasarkan yang bentuk dasarnya berupa gabungan
Maha
dengan kata berimbuhan merujuk pada nama atau sifat Tuhan
Contoh:
Maha +
Pengasih = Maha Pengasih
Maha +
Pemurah = Maha Pemurah
Maha +
Pengampun
=
Maha Pengampun
10. Berdasarkan yang bentuk dasarnya berupa gabungan kata
maha
dengan kata dasar tidak berimbuhan dan jumlah suku katanya dua buah
Contoh:
maha
+ bintang = mahabintang
maha +
dewa
=
mahadewa
maha +
karya = mahakarya
maha +
raja = maharaja
11. Berdasarkan yang bentuk dasarnya salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata tersebut ditulis serangkai.
Contoh:
adi
+
kuasa = adikuasa
aero
+
modeling
=
aeromodeling
anti
+
biotik
=
antibiotik
antar
+
kota
=
antarkota
12. Berdasarkan yang bentuk dasarnya terdiri atas kata
tak
- Kata
tak
ditulis dengan cara dirangkai
Contoh:
tak +
ada = takada
Tak +
adil = takadil
Tak
+ arif = takarif
- Kata
tak
ditulis dengan tidak dirangkai
Contoh:
tak
+ segan = tak segan
tak
+ tentu = tak tentu
tak
+ boleh = tak boleh
Artikel Terkait:
Rapi atau Rapih?
Kesalahan Penulisan Kata Baku
Kata Ulang yang Benar
Kata Imbuhan yang Benar
Apakah Anda sedang atau ingin melakukan cara membuat buku? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara gratis. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silahkan isi data diri Anda di : Daftar Menjadi Penulis Buku
Jika Anda Membutuhkan Referensi Tambahan, Kami Menyediakan EBOOK Complimentary yang Spesial Kami Persembahkan untuk Anda. Adapun Macam Ebook yang Bisa Anda Download sebagai Berikut:
Ebook : Cara Praktis Menulis Buku
Ebook : Rahasia Menulis Buku Ajar
Ebook : Self Publishing
Ebook : Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme
Ebook : Strategi Jitu Menulis Buku Monograf
Ebook : Cerdas Menulis Buku Referensi
Arti Imbuhan Ter Pada Kata Terpandai Adalah
Source: https://penerbitdeepublish.com/kata-turunan/